Jejalah Potensi Wisata Paminggir (3): Ramai Pembeli Saat Bulan Maulid

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 11:06 WIB

Sejak kecil, anak-anak di Desa Sapala sudah diajari menggembala dan beternak kerbau rawa.

Oleh: WAHYU RAMADHAN, Amuntai

TENANG, penulis tak diseruduk. Hadangan (kerbau) itu hanya melotot. Lagi pula masih ada jarak beberapa meter, cukup untuk mengelak.

Dan kerbau rawa pada dasarnya cukup mimak–artinya jinak. Bahkan bisa ditunggangi. Tapi sejinak apapun, tetap saja penulis kesulitan membedakan wajah antar kerbau. Semuanya terlihat sama saja. 

Dari kalang (kandang) pertama, rombongan Pokdarwis Pesona Rawa Sapala mengajak kami mendatangi kalang lainnya.

“Kali ini, kalang dan hadangannya lebih banyak,” kata Firdaus.

Perahu yang kami tumpangi kembali membelah padang rawa. Berbelok menuju hutan.
Di balik pepohonan, di atas danau ada lima kalang berjejer. Hanya satu kalang yang memiliki pondok penggembala. Pemilik kelima kalang ini ternyata masih berkerabat dekat.

Di bawah pondokan, penulis berkenalan dengan Rabiani. Usianya baru 19 tahun, tapi sudah memiliki sebuah kalang. Riabiani sedang bersiap mamburu (menghalau) kerbaunya agar kembali ke kandang. Di kalang sebelumnya, penulis telah menyimak penjelasan Hamidan. Ia sudah mengurus kerbau rawa sejak kelas V SD. Diajari orang tua dan kakaknya.

Sejak kecil ia sudah diajak menjelajahi wilayah yang kaya pakan. “Pas kelas I SMP, akhirnya saya bisa merawat dan beternak sendiri,” ungkap Hamidan. Bertahun-tahun ia belajar membedakan hadangan yang bisa hamil dan yang tidak, hanya dari melihat postur kerbau. 

“Yang subur itu tubuhnya melengkung. Kalau bulat atau biasa kami sebut walang, itu pasti tidak akan punya anak,” jelasnya.

Melihat Rabiani, penulis yakin, pemuda ini juga belajar beternak sejak kecil. Sama seperti Hamidan.

Pemandu dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel lantas menawari rekan-rekan wartawan untuk melihat lebih dekat. Caranya dengan menumpang sampan penggembala. Tawaran itu kami sambut dengan antusias.

Penulis memilih menumpang sampan Rabiani. Mendekati hadangan, ia mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya.

Seperti desis ular, tapi nyaring. Berulang-ulang sambil mengacung-acungkan galah. Mengikuti komando, kerbau rawa perlahan berenang menuju kalang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X