Jelajah Potensi Wisata Paminggir (Bag 4): Pakan Berkurang, Penyakit Misterius Mengancam

- Sabtu, 25 Maret 2023 | 11:07 WIB
HADANGAN: Kerbau rawa di kandang milik Firdaus, Bendahara Pokdarwis Pesona Rawa Sapala. Ia termasuk korban dalam wabah misterius pada 2017 silam. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
HADANGAN: Kerbau rawa di kandang milik Firdaus, Bendahara Pokdarwis Pesona Rawa Sapala. Ia termasuk korban dalam wabah misterius pada 2017 silam. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Desember 2017, warga Desa Sapala dirundung murung. Banyak ternak kerbau rawa yang mendadak sakit kemudian mati. Penyebabnya tak pernah terungkap.

Oleh: WAHYU RAMADHAN, Amuntai

KABUPATEN Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki luas 892,7 kilometer persegi. Dari 10 kecamatan, Paminggir adalah kecamatan dengan wilayah terluas–196,78 km persegi. Paminggir membawahi tujuh desa: Tampakang, Palbatu, Bararawa, Sapala, Ambahai, Paminggir dan Paminggir Seberang. 

Sapala adalah desa terluas. Mencapai 22,04 km persegi. Kepala Desa Sapala, Junaidi menyebut desanya dihuni 525 keluarga.

Mayoritas adalah nelayan atau penambak ikan. Berikutnya peternak kerbau rawa.

Bagaimana dengan sarang walet? Mengingat saat menjelajahi perairan Paminggir, penulis melihat ada puluhan sarang walet berdiri.

“Memang ada banyak sarang walet di sini. Tapi, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa panen,” kata Junaidi, Rabu (15/3).

“30 persen warga sini beternak kerbau rawa. Jumlah kandangnya ratusan,” sebutnya. Data terakhir, ada 1.094 ekor hadangan di Sapala. Populasi kerbau rawa juga tersebar di Desa Bararawa, Ambahai dan Paminggir. 

Namun, ada sejumlah masalah yang mengganggu peternak. Pertama, pakan yang terus berkurang. Selama tiga tahun terakhir, Paminggir tak pernah dilanda kemarau. Anomali cuaca. “Rumput yang menjadi pakan kerbau rawa tak bisa tumbuh. Karena air selalu pasang,” ungkapnya.

Musim kemarau di HSU biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Namun kini, semakin tak menentu.

“Buktinya, Januari tadi sempat kemarau. Tapi hanya selama dua pekan saja. Mana bisa rumput tumbuh subur,” keluhnya.

Senada dengan Rahmatullah. Ia penyuluh pertanian di Sapala. Menyiasati pakan ternak yang terus berkurang, para peternak mesti berusaha ekstra.

“Peternak mesti mencari atau membuat sendiri lahan untuk menumbuhkan rumput,” ucapnya.

Persoalan kedua, sulitnya pencegahan penyakit hewan ternak. Sejauh ini, penyuluh hanya bisa menyediakan pengobatan untuk ternak sakit. Bukan pencegahan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X