Tiga Rasa yang Beda di Wadai Putri Selat

- Jumat, 7 April 2023 | 10:45 WIB
Putri Selat. | Foto: Ibnu/Radar Banjarmasin
Putri Selat. | Foto: Ibnu/Radar Banjarmasin

Wadai putri selat memiliki tiga lapisan–bawah, tengah dan atas. Setiap lapisan memiliki rasa tersendiri. Meski berbeda, ketika sudah di mulut, rasanya tidak nabrak-nabrak.

Oleh: IBNU WAHYUDI, Tanjung

LAPISAN terbawah berupa parutan kelapa. Ada rasa gurih dan asin di situ. Di tengahnya ada adonan gula merah. Sumber rasa manis dari putri selat. Dan di atas, lapisan paling lembut dari kue ini, dibikin dari santan dan gula pasir. Memberikan rasa legit dan lumer. 

Beberapa referensi menyebutkan, putri selat sebenarnya kue tradisional yang berasal dari Sumatera. Tapi ia sangat populer di Kalimantan Selatan dan Timur. Lebih-lebih pada bulan Ramadan. Karena ia cocok untuk teman berbuka puasa. 

Di pasar-pasar wadai, putri selat bisa pembaca peroleh dengan mudah dan harga terjangkau.“Sepotongnya cuma Rp15 ribu,” kata Mia, pedagang wadai di pasar Ramadan di Barunak, Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong.

Dalam sehari, Mia bisa menjual enam loyang putri selat. Menurutnya, keuntungan penjualannya sama manisnya dengan rasa kue ini.

Namun, Mia tak membatasi diri untuk hanya mengolah dan menjual wadai ini selama Ramadan saja. “Sebab biasanya juga ada yang pesan di luar bulan puasa,” ujarnya.

Dipesan secara khusus untuk disajikan dalam acara pemerintahan atau perkantoran swasta.Salah seorang penggemar putri selat adalah Rabiatul. Menurut warga Tabalong ini, ada dua cara untuk memakan kue ini. Dimakan selapis demi selapis, atau langsung digigit bersamaan.

Tetapi meski ketiga lapisan ini cita rasa tersendiri, rasa mereka tidak saling menabrak. “Rasanya nyaman,” ujarnya. (gr/fud)

 

 
 
 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X