Memasuki hari ketiga perburuan, lima dari enam tahanan yang kabur dari rumah tahanan (rutan) Polres Tapin berhasil diringkus. Selasa (25/4), kawanan buronan itu diringkus di sebuah hutan di Kampung Balunan. Tepatnya di Desa Lokpaikat.
Mereka rupanya belum sempat kabur jauh. Sebab, jangankan keluar dari Kabupaten Tapin, mereka bahkan belum keluar dari Kecamatan Lokpaikat. Karena mapolres juga berada di Lokpaikat. Mengacu peta, jarak antara rutan dengan lokasi penangkapan, hanya sekitar 4,9 kilometer.
Kapolres Tapin AKBP Sugeng Priyanto melalui Kasi Humas AKP Agung Setiawan membenarkan penangkapan itu. “Tinggal satu lagi, sekarang masih diburu,” ucapnya. Penangkapan ini berawal dari salah seorang buronan yang kelaparan. Ia membeli mi instan untuk makan. Warga yang curiga mulai resah dan melaporkannya. “Mereka bersembunyi di semak-semak. Bahkan ada yang bersembunyi dekat sekolah,” tambah Agung.
Ketika berita ini ditulis, wartawan masih menunggu konferensi pers dari kapolres.
Satu Masih Diburu
Belum jelas identitas siapa tahanan yang belum tertangkap. Keenam tahanan yang kabur itu adalah Muhammad Riduan (39), Irfendi (34), Suriansyah (37), Muhyar (36), Taufik (51) dan Syarifudin (45).
Semuanya adalah tahanan untuk kasus narkotika. Dua tahanan titipan kejaksaan, empat lainnya masih menjalani penyidikan. Mereka kabur pada Ahad (23/4) dini hari dengan menjebol plafon rutan. Plafon itu masuk titik buta kamera pengintai (CCTV). Insiden ini baru diketahui anggota jaga pada pukul 04.10 Wita.
Kapolres Tapin AKBP Sugeng Priyanto mengatakan, seusai menjebol plafon, mereka keluar lewat gudang logistik. “Memang langit-langit rutan itu belum dilapisi besi pengaman dan kondisinya kurang layak,” ujarnya.
Sugeng langsung menurunkan empat tim pengejar. “Akses ke luar pulau sudah ditutup. Baik itu darat, laut maupun udara,” katanya.
Ia juga mengakui, rutan itu sebenarnya sudah kelebihan penghuni.
Maksimal, rutan tersebut hanya bisa menampung 20 orang, tetapi saat kejadian ada 28 orang yang ditahan. “Memang sudah over kapasitas,” tambahnya. Mencegah agar tak terulang, Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi meminta semua semua Kapolres-Kapolresta untuk mengevaluasi sistem penjagaan tahanan. Andi juga meminta agar kondisi rutan dan tahanannya kembali dicek. “Tidak boleh terulang dan terjadi lagi. Harus evaluasi,” tegasnya, Senin (24/4).
Dalam sebuah rekaman CCTV, satu per satu tahanan itu meninggalkan mapolres dengan leluasa. Bahkan salah satunya sempat terlihat melambaikan tangan ke arah orang di luar pagar. (dly/gr/fud)