“Untuk luka tembak ada satu, tapi ini tidak termasuk penyebab kematian. Jadi murni karena kelelahan atau henti jantung,” jelasnya. Polisi masih mengejar satu tahanan yang kabur dari rutan Polres Tapin pada Ahad (23/4) subuh tersebut.
SISA SATU DIBURU
Dari 6 tahanan yang kabur, tersisa seorang tahanan kabur yang masih diburu Polres Tapin dibantu Polda Kalsel dan Polres HSS. Sampai Rabu (26/4) sore, pencarian masih berlanjut. Kapolres Tapin, AKBP Sugeng Priyanto mengatakan, tahanan itu bernama Erfendi (34). Diduga Erfendi sudah keluar dari Desa Lokpaikat.
“Jika rute pelariannya tak berubah ke arah utara-selatan, maka ia akan menembus perbatasan Kabupaten Tapin dengan Kabupaten Hulu Sungai Sungai Selatan,” katanya. Saat ini, seluruh anggota sudah ditarik mundur ke markas untuk beristirahat. “Tapi semua rute pelarian sudah kami tutup,” tegasnya. “Pencarian akan kami lanjutkan lagi,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Selasa (25/4), lima tahanan yang kabur dari rutan Polres Tapin telah diringkus. Satu orang meninggal dunia. Tahanan atas nama Syaripudin (45). Sugeng menegaskan, penyebab kematiannya karena henti jantung akibat kelelahan fisik. Bukan akibat luka tembak.
Dr Amelia mengatakan, hasil pemeriksaan menyatakan tahanan itu meninggal dunia karena henti jantung. “Dalam bahasa kita cardiac arrest,” jelas dokter RSUD Datu Sanggul ini. “Ada luka tembak satu, tapi tidak termasuk penyebab kematian. Murni karena kelelahan atau henti jantung,” tambahnya.
Keenamnya adalah tahanan untuk kasus narkotika. Mereka kabur pada Ahad (23/4) subuh dengan menggergaji sel dan menjebol plafon. Dalam pengejaran, mereka diringkus saat bersembunyi di semak-semak Kampung Balunan. Hanya berjarak 4,9 kilometer dari rutan. (dly/gr/fud)
(dly/fud)