Mengunjungi Pulau Marabatuan: Sepetak Surga yang Jatuh ke Bumi

- Selasa, 9 Mei 2023 | 18:48 WIB
PESONA KOTABARU: Tampak di seberang Pulau Marabatuan ada Pulau Denawan. | Zaylan S Abdi/Radar Banjarmasin
PESONA KOTABARU: Tampak di seberang Pulau Marabatuan ada Pulau Denawan. | Zaylan S Abdi/Radar Banjarmasin

Matahari muncul dari horizon di balik kapal perintis. Wajah-wajah ramah pejalan kaki. Pagi yang sempurna untuk menikmati kopi setengah dingin dan sisa kue Lebaran di pelataran rumah panggung.

Oleh: ZALYAN SHODIQIN ABDI, Kotabaru

ORANG-orang keluar rumah, ada yang menyapu halaman ada yang bercengkerama. Beberapa pria tua jogging di jalan sempit yang hanya cukup untuk papasan dua buah motor. Geliat kehidupan begitu terasa, seiring padamnya lampu. Seperti rembulan, listrik di sana hanya menyala malam hari. Hidup siang malam hanya pada hari Jumat.

Jelang siang, beberapa kapal nelayan sandar di dermaga. Mereka pulang dari melaut. “Di sini kadang sebelum zuhur mereka sudah pulang. Paling lambat itu biasanya jelang asar balik,” ujar Agus Hasanudin. 

Ketika para nelayan itu pulang, para perempuannya asyik memilah ikan untuk dimakan, dikeringkan dan dijual. Saat kami ke sana, musim kepiting sedang dimulai.

Jainudin, salah satu nelayan yang pulang sebelum asar tergopoh membawa berkarung-karung kepiting. Dia buru-buru. Sore dia ada jadwal pertandingan bola di lapangan SMAN 1 Marabatuan, sebagai kiper utama.

Lepas asar, penulis bersama gelombang manusia menyusuri jalan sempit yang membentang dari timur ke barat. Kami bergerak ke barat, naik turun bukit. Batu-batu besar dan keras menghiasi rapatnya rumah-rumah di sana.

Lapangan bola itu rupanya kecil saja. Berada di ketinggian. Lautan terlihat luas di tenggara dan hutan serta tebing batu di barat lautnya. Karena lapangannya kecil, jumlah pemain yang turun tiap tim hanya enam orang. Mereka saling serang, selain menghindari tekel dari musuh juga harus bisa melalui ranjau bebatuan di bagian tenggara lapangan. 

Jainudin melompat ke sana-sini, tangannya terampil menangkap si kulit bundar. Berkali-kali Jainudin berhasil menyelamatkan tim Beringin dari serangan cepat tim SMA. 

Tapi takdir berkata lain, di akhir pertandingan Jainudin harus ikhlas menerima gawangnya kebobolan karena penalti. Kami pun balik kanan, semua membicarakan pertandingan itu. Sang juara bertahan tujuh kali tumbang di kaki anak remaja. 

Jelang magrib, PLN kembali menyala. Jaringan internet XL lancar lagi. Hanya Telkomsel yang mampu bertahan siang hari, itu pun di radius tidak terlalu jauh dari dermaga utama. Rembulan kembali muncul dari timur. Anak-anak menghabiskan malam Minggu ke dermaga, para orang tua dan anak-anak memilih warung makan. Penulis memilih menikmati kepiting goreng pemberian Junaidi, dan tenggiri panggang. Belum pernah penulis makan selahap itu, tiga kali tambah. “Seminggu kamu di sini, gemuk kamu Zal,” ujar Randu Alamsyah, redaktur Radar Banjarmasin. Tapi nelayan senior di sana, Taufik mengatakan, kejayaan kepiting sudah lewat. Semua berubah ketika para nelayan cantrang dari Jawa mulai menjarah laut di sana.

Kapal cantrang mengeruk semuanya. Termasuk alat jebak kepiting yang ditaruh nelayan di laut. Dia berharap, pemerintah bisa membantu nelayan mengusir kapal cantrang. “Sangat mempengaruhi pendapatan kami,” ujarnya. Belum lagi masalah BBM. Selain sulit didapat, harganya juga mahal. Sisi lain, telur penyu yang dulu bisa diharap jadi tamba han pemasukan kini tidak bisa lagi. Pemerintah sudah melarang nelayan mengambil apalagi menjual telur penyu. 

Di musim sulit, nelayan sudah biasa ke Denawan. Sebuah pulau kecil di tenggara Marabatuan. Sekitar setengah jam pakai kapal. Telur seperti bola pingpong itu ramai peminat, khususnya orang-orang kota. 

Hanya satu yang menyelamatkan dapur warga pulau saat ini, mereka bisa bertahan dengan singkong dan ikan hasil pancingan. Walau semakin ke sini, semakin sedikit yang tinggal di pulau. Sudah banyak memilih pindah dan tinggal di kota.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X