150 Kader Skrining Diabetes Diterjunkan di Banjarmasin, 469 Penderita Ditemukan

- Jumat, 12 Mei 2023 | 10:52 WIB
CEK TENSI: Petugas medis memeriksa pasien. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
CEK TENSI: Petugas medis memeriksa pasien. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

 Kalsel menyandang peringkat 5 penyakit diabetes melitus di Indonesia. Meski tidak menular, penyakit yang satu ini tergolong berbahaya. Tidak salah jika Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin gencar melakukan skrining.

Bahkan Dinkes menurunkan ratusan kader dari Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk peningkatan kapasitas tentang penyakit tersebut ke masyarakat.

“Kami turunkan sebanyak 150 kader dari 67 Posbindu,” kata Kepala Dinkes, Muhammad Ramadhan, Kamis (11/5) sore. Semakin aktif kader di lapangan melakukan skrining awal, akan semakin bagus. Dengan begitu bisa melakukan mitigasi risiko lebih dini. “Deteksi dini terhadap semua penyakit. Kita bisa mitigasi risiko duluan,” jelas mantan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel ini. 

Lalu berapa banyak jumlah penderita diabetes melitus di Banjarmasin saat ini? Madan, begitu sapaannya, menyebut jumlahnya sekarang sebanyak 469 orang. Jumlah ini terbilang besar, karena tingginya skrining dan deteksi dini yang dilakukan puskesmas dan dinkes. “Sebaran terbanyak ada di Kecamatan Banjarmasin Tengah,” ujarnya.

Penyebab penyakit ini secara umum terjadi karena gaya hidup tidak sehat. Itu menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah. Bahkan berada di atas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka panjang.

Faktor penyebabnya lain seperti faktor keturunan dan faktor usia. Selain itu, juga bisa disebabkan kebiasan merokok, obesitas, pola makan tak sehat, dan jarang berolahraga. 

“Dinkes juga melaksanakan penatalaksanaan dengan empat pilar. Edukasi, terapi nutrisi, aktivitas fisik, dan farmakologi,” cetus Madan.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi melihat jika sudah masuk peringkat lima besar harus diwaspadai. “Masuk kategori sangat rawan,” ujarnya.

Menurutnya, data skrining yang dikantongi dinkes, jangan hanya disampaikan ke publik saja. Melainkan dapat dijadikan sebagai warning alias peringatan, agar masyarakat mengetahui cara pencegahannya. 

Apakah karena masyarakat sekarang sudah tidak menerapkan pola makan empat sehat lima sempurna, atau ada penyebab lainnya. “Penyakit ini juga berbahaya. Kalau sudah parah bisa saja sampai ada yang diamputasi,” sebutnya.(gmp/az/dye)

 
 

 

 
 
 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X