Penjual Gorengan Sering Tak Kebagian Minyakita, Terpaksa Beli yang Mahal

- Senin, 15 Mei 2023 | 13:36 WIB
SUBSIDI: Meski dinyatakan stoknya ditambah, namun masih ada pedagang kecil yang memerlukannya, mengaku justru kesulitan mendapatkan. (FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN)
SUBSIDI: Meski dinyatakan stoknya ditambah, namun masih ada pedagang kecil yang memerlukannya, mengaku justru kesulitan mendapatkan. (FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN)

Minyak goreng merek Minyakita yang dikeluarkan pemerintah, sebagai solusi ketika terjadi lonjakan harga jual minyak goreng mahal di pasaran, justru sulit didapatkan di Kota Banjarbaru.

Hal ini diungkapkan salah satu pedagang gorengan di Banjarbaru, Nanang. Ia mengaku sudah tidak lagi menggunakan minyak goreng dengan merek dagang milik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI tersebut.

“Tidak seperti minyak goreng lainnya, stok Minyakita terbatas dan sangat sulit dicari di pasaran, susah dicari,” ujarnya.

Jika pun ada, ia mengaku selalu tidak kebagian. Sehingga Nanang mengaku lebih baik menggunakan minyak goreng merek lain yang harganya lebih mahal, ketimbang memaksakan menunggu bisa membeli Minyakita.

Apa yang diungkapkan Nanang itu justru bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan, jelang bulan suci Ramadan sampai pasca Idulfitri pasokan produk Minyakita akan ditambah secara nasional, dari sebelumnya 300 ribu ton per bulan menjadi menjadi 450 ribu ton per bulan. Sementara itu, Kepala Bidang Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru, Anshori mengklaim stok minyak goreng Minyakita dari pemerintah masih ada.

“Stok terbatas karena itu subsidi, jadi tidak terlalu banyak,” ujar Anshori saat ditemui awak media. Sementara itu, keluhan warga yang mengaku sulit mendapatkan Minyakita jadi atensi tersendiri bagi DPRD Kota Banjarbaru. 

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarbaru Syamsuri mengatakan, pihaknya akan meminta Dinas Perdagangan (Disdag) untuk benar-benar memantau pasokan minyak goreng dari Kemendag RI tersebut. Selain memastikan jumlah pasokannya, Syamsuri juga meminta Disdag untuk memastikan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita di pasaran harus betul-betul diawasi. 

“Jangan sampai di pasaran untuk harganya melebihi harga Rp15.500 per liternya,” tekannya.

Bukan tanpa alasan hal itu diungkapkan Syamsuri. Pasalnya, adanya kabar penambahan pasokan Minyakita yang secara nasional sebesar 150 ton per bulan dari Kemendag RI harus benar-benar disalurkan ke masyarakat.

Menurutnya, hal itu patut disyukuri, meskipun peminatnya belum begitu banyak. Namun Syamsuri berharap Kota Banjarbaru dapat pembagian minyakita dengan jumlah yang banyak.

“Mudah-mudahan juga tepat sasaran masyarakat ekonomi kelas bawah, nanti kami minta ke Disdag untuk benar-benar melakukan pemantauan di pasar,” harapnya Syamsuri, minggu (14/05) petang.

Syamsuri menekankan, apabila nanti masyarakat menemukan harga minyak goreng di atas Rp15.500 bisa melaporkan ke Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru. (zkr/yn/bin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X