Diare Akut Dominasi Penyakit di Banjarbaru, Dampak Cuaca Ekstrem

- Selasa, 16 Mei 2023 | 12:49 WIB
MENGANTRE : Warga Kota Banjarbaru memenuhi kursi antrean pelayanan kesehatan di RSD Idaman Banjarbaru (FOTO: FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN)
MENGANTRE : Warga Kota Banjarbaru memenuhi kursi antrean pelayanan kesehatan di RSD Idaman Banjarbaru (FOTO: FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN)

Dampak cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir rupanya sangat terasa bagi warga Kota Banjarbaru. Pasalnya, dalam dua pekan bulan Mei 2023 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru mencatat sudah ada 6.475 kunjungan masyarakat yang berobat ke puskesmas dan rumah sakit.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan (YanSDK) Dinkes Banjarbaru, dr Budi Simanungkalit membeberkan dari ribuan kunjungan itu pihaknya mencatat ada 178 kasus yang muncul saat musim cuaca ekstrem kali ini.

Yang cukup mencengangkan, 74 diantaranya adalah kasus diare akut. Disusul suspek kasus dengue sebanyak 48 kasus, suspek demam tifoid (tifus) sebanyak 27 kasus dan pneumonia sebanyak 11 kasus. 

Lantas, apa penyebab banyaknya penyakit bermunculan saat cuaca ekstrem? Terkait hal itu, Budi menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa memprediksi penyakit apa yang bakal mendominasi ketika terjadi cuaca ekstrem seperti saat ini. Namun disebutkannya bahwa saat ini kondisi kelembaban udara memang sedang tidak pada porsinya. 

“Artinya kelembaban udara sedang dalam posisi tidak normal, tiba-tiba panas, hujan yang terjadi dalam waktu berdekatan. Inj menyebabkan terjadinya perubahan dan cenderung menjadi lembab,” jelasnya  saat ditemui awak media belum lama tadi  di ruang kerjanya.

Kondisi itu tentunya berdampak pada tubuh manusia, Budi lantas mencontohkan, jika manusia beraktivitas di luar rumah yang panas, maka secara akan mencari ruangan sejuk yang dilengkapi pendingin udara. 

Tak hanya itu, cuaca ekstrem juga mengharuskan manusia untuk mengonsumsi air minum yang cenderung dingin. Risikonya yakni terkena radang tenggorokan, gangguan pencernaan hingga diare.

“Jika manusia berada di ruangan dengan pendingin saat cuaca panas, otomatis kebutuhan pemenuhan kebutuhan oksigen terganggu, sirkulasinya buruk yang salah satunya memicu pneumonia,” jelasnya. Sementara itu dari 178 kasus penyakit yang didapati, berasal dari berbagai usia, baik itu anak-anak maupun dewasa.

“Bisa kita prediksi, kalau diare akut mayoritas adalah anak-anak sampai usia 13 tahun. Karena ini berkaitan dengan pola makan dan higienitas mereka,” terang Budi. Sementara itu, kasus pneumonia bisa menjangkit siapa saja, tanpa memandang usia. Begitu pula dengan suspek dengue. 

“Dari data ini, kita bisa lihat kecenderungannya. Jadi pneumonia bisa menjangkit usia berapapun. Sedangkan suspek dengue, usia antara dewasa sampai dewasa,” pungkasnya. (zkr/yn/ram)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X