MANAGED BY:
MINGGU
28 MEI
BANUA | HUKUM & PERISTIWA | BISNIS | RADAR MUDA | FEATURE | SPORT | RAGAM INFO | PROKALTORIAL | FEMALE

FEATURE

Rabu, 24 Mei 2023 10:02
Hosir, Mantan Teknisi Pabrik Plywood yang Jadi Modifikator Moge
MODIFIKASI: Hosir, mantan karyawan pabrik plywood yang sukses dengan usaha modifikasi moge (FOTO: FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN)

Meski baru tiga tahun berjalan, hasil modifikasi Hosir dalam membangun sebuah motor gede (moge) tak perlu diragukan lagi. Dalam dua tahun terakhir, pria berusia 56 tahun ini sudah melahirkan dua moge bermesin mobil Carry yang dirakitnya sendiri.

****

Siang itu, Hosir tampak leluasa mengayunkan mesin gerinda di badan moge yang dirakitnya di bengkelnya yang berlokasi di Jalan Sidorejo, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Senin (1/5). Bukan untuk memotong, mesin gerinda yang digenggamnya itu dipakai memuluskan permukaan rangka moge beroda tiga pesanan rekannya.

Awalnya moge yang dirakit nya itu merupakan kendaraan roda alias tossa. Namun di tangan pria Kelahiran Kota Malang, Jawa Timur itu, kendaraan yang biasanya dipakai untuk mengangkut barang bisa berubah menjadi motor klasik dengan bentuk yang ciamik. 

Dua roda belakangnya diganti Hosir dengan velg mobil sport. Bagian baknya pun digantinya dan diganti dengan dudukan double sit.

Bagian stang tossa juga diganti dengan stang tinggi khas moge kelas eropa. Biasanya disebut dengan stang monyet. Disebut seperti itu karena pengendara yang memakai moge rakitannya itu nantinya akan memegang stang seperti monyet yang bergelantungan di dahan pohon. Itu baru satu, di bengkel kecilnya itu juga masih ada lagi moge rakitannya yang sedang dibangun dengan bahan utama mesin mobil kijang 1000 CC. 

Konsepnya sama. Yakni moge klasik kelas eropa dengan stang lebar, lampu bulat dan memiliki jok besar untuk dua orang penumpang di bagian belakangnya. Kemampuan dalam melakukan modifikasi dilakoni oleh Hosir ini didapatnya secara otodidak. “Jujur saya belajar sendiri sambil melihat-lihat referensi dari luar,” ungkapnya saat dibincangi Radar Banjarmasin.

Ia menceritakan, keahliannya ini muncul, saat sejumlah relasinya yang bergabung dalam salah satu komunitas moge di Kalimantan Selatan (Kalsel), menginginkan perbaikan maupun modifikasi moge. Dimulai dari mengganti lampu hingga stang motor. 

Permintaan rekannya itu jadi pemicu Hosir untuk merintis usaha modifikasi moge dengan keahliannya ini. “Saya belajarnya langsung, begitu ada orang yang memberikan gambar, langsung saya analisa dan dikerjakan. Kalau dasarnya memang dari mekanik,” katanya.

Tak semulus yang diceritakan, Hosir mengaku selama menjalani profesinya sebagai modifikator moge, dirinya tentu menemui kendala. Seperti sulitnya mencari bahan atau onderdil dari mesin mobil.

“Terkadang ada beberapa item sulit dicari. Misalnya lampu dan bahan mesin lainnya. Untuk lampu biasanya mahal. Tapi untungnya saya punya banyak kenalan jadi lumayan terbantu ketika saya kesulitan mencari bahan,” ujarnya. 

Sebelum terjun ke dunia otomotif, Hosir sebelumnya bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik plywood di Malaysia sejak tahun 2010.

Namun, pandemi Covid-19 yang sempat merebak pada tahun 2020 silam, memaksa Hosir untuk bertahan di Banjarbaru dan memilih tak kembali ke pabriknya, hingga akhirnya membuka bengkel sendiri yang tak jauh dari rumahnya.

“Saya kerja di Malaysia sebagai mekanik di pabrik plywood. Dulu sempat kerja di salah satu perusahaan plywood di Kalsel tahun 1988 hingga tahun 2010, bagian mekanik juga. Saya sudah menjalani pekerjaan ini, mulai dari pengupasan kulit kayu hingga pengemasan,” ceritanya. Kembali ke soal modifikasi moge. Hosir mengungkapkan, biaya yang dibutuhkan dalam modifikasi sepeda motor bervariatif. 

Ia menyebut, untuk satu unit Tossa menjadi sebuah moge, dibutuhkan biaya sebesar Rp60 juta, dengan menyomot mesin dari mobil Suzuki Carry keluaran tahun 1988. 

Sejak tahun 2020, tercatat Hosir telah memodifikasi sedikitnya 4 unit sepeda motor. Dua diantaranya satunya sepeda motor jenis yang dimodifikasi menjadi moge dengan mesin Carry pesanan rekannya di Amuntai.

“Selain dari Amuntai, pesanan serupa juga datang dari rekan kita di Banjarmasin. Sampai sekarang mogenya siap jalan. Untuk izin kendaraan biar para pemesan yang melakukannya, karena saya sebatas untuk merakit,” lugasnya. 

“Pokoknya asalkan ada bahan dan desain awal mau dibikin seperti apa. Insyaallah pasti bisa kita kerjakan. Jika semua bahan lengkap, dalam dua bulan bisa selesai. Paling lambat tiga bulan,” tambahnya. Tak hanya modifikasi motor jenis moge, Hosir menambahkan, bahwa dirinya juga menerima pesanan membangun motor lainnya.

“Misalnya ada motor bebek klasik yang ingin kualifikasi mesinnya ditingkatkan. Asalkan bahannya lengkap dan dijelaskan mau dibentuk seperti apa. Pasti kita kerjakan,” tukasnya.

Benar saja, saat Radar Banjarmasin berkunjung ke bengkel Hosir, ada salah satu penghobi motor klasik. Namanya Ardian.

Warga Landasan Ulin, Banjarbaru ini sengaja datang untuk berkonsultasi dengan Hosir supaya bisa memperbaiki motor klasik jenis Honda C70 miliknya yang sudah lama mati suri di gudang rumahnya.

“Mau ganti mesin, dari mesin awal ke mesin Supra 125. Sebenarnya motornya saya ini sudah saya bawa ke bengkel kenalan teman, tapi hasilnya kurang memuaskan. Jadi mau saya upgrade lagi ke tempat Pak Hosir,” tutupnya. (yn/ram)

 
 
 
 

loading...

BACA JUGA

Rabu, 23 September 2015 09:58

Gudang SRG Kebanjiran Gabah

<p style="text-align: justify;"><strong>MARABAHAN</strong> &ndash; Memasuki…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers