Ongkos Haji Dipakai untuk Berobat, Calon Haji Tertua Kalsel Urung Berangkat

- Senin, 29 Mei 2023 | 13:41 WIB
TERBARING SAKIT: Hakikatul Qoyyimah bersama ibunya Norsehat Syukur Dacil di rumah mereka di Cempaka, Kota Banjarbaru. | FOTO: M FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN
TERBARING SAKIT: Hakikatul Qoyyimah bersama ibunya Norsehat Syukur Dacil di rumah mereka di Cempaka, Kota Banjarbaru. | FOTO: M FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN

Usianya bahkan lebih tua dari republik ini. Norsehat Syukur Dacil adalah calon haji tertua asal Kalsel. Namun, kondisi kesehatannya tak lagi memungkinkan untuk berangkat.

Oleh: M FADLAN ZAKIRI, Banjarbaru

NENEK berumur 99 tahun itu tinggal di sebuah gang kecil dekat Pasar Sejumput, Cempaka, Kota Banjarbaru. Rumahnya besar, dibangun dari kayu ulin. Di sampingnya, ada rumah dengan warung jajanan yang dihuni anak Norsehat, Hakikatul Qoyyimah. Penulis sempat kesulitan melacak keberadaan perempuan kelahiran 1 Januari 1924 itu.

Dalam data Kementerian Agama, tertera alamat Cempaka Kertak Baru RT 22 RW 06. Setelah bertanya ke sana kemari, ternyata Norsehat tinggal di RW 08.  “Nenek Norsehat yang calon haji itu kan? Beliau di sini,” kata seorang pria yang baru pulang salat Jumat dari Masjid Jami Darul Falah. 

Diceritakannya, dua tahun lalu, Norsehat diserang stroke. Sejak itu ia hanya bisa berbaring di dalam kamar. “Bicara pun sulit,” ujarnya. Setelah mengenalkan diri, Hakikatul mengajak Radar Banjarmasin masuk ke dalam. Di kamar paling ujung, tampak Norsehat terbaring lemah. “Mama sudah dua tahun begini. Hanya bisa berbaring dan makan. Sudah tak bisa bicara lagi,” kata perempuan 50 tahun itu. 

Mulai dari makan, salat, bahkan mandi, semuanya dilakukan di dalam kamar tidurnya. “Mau bagaimana lagi, mama sakit, jadi tidak bisa berangkat haji,” tambahnya.  “Padahal sudah belasan tahun mama menunggu gilirannya. Sebetulnya, tiga tahun lalu hampir berangkat. Tapi gagal karena covid,” sambungnya terisak. Andaikan Norsehat berangkat pada tahun itu, tentu kondisinya lebih memungkinkan. 

Saat ditanya apakah tidak ada ahli waris yang menggantikannya berangkat ke tanah suci, Hakikatul menjawab tidak ada. Dia sudah bersepakat dengan enam saudara lainnya, ongkos haji yang telah disetorkan akan ditarik kembali. Norsehat memiliki dua putra dan lima putri, Hakikatul adalah anak nomor empat. 

“Kami sepakat untuk mengambil tabungan haji mama. Uangnya dipakai untuk merawat beliau saja,” jelasnya. “Karena untuk merawat mama butuh uang yang tak sedikit. Selain buat biaya berobat, juga untuk membeli popok,” terangnya. “Karena mama sudah tidak bisa lagi bicara, jadi harus lebih sering diawasi,” katanya. Lantas, mengapa nama Norsehat masih ada dalam data Kanwil Kemenag Kalsel? Sebab tabungan haji itu memang belum bisa dicairkan. Hakikatul berharap, ada keringanan dari Kemenag agar proses pencairan tersebut dipermudah. (gr/fud)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X