Tak ingin kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membesar hingga memicu bencana kabut asap, Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian Djajadi menegaskan pentingnya helikopter waterbombing.
Sebab ada beberapa titik api yang susah dijangkau personel darat. “Ada beberapa lokasi lahan gambut terbakar yang tidak bisa ditembus. Sulit dijangkau lewat akses darat. Makanya diperlukan waterbombing untuk pemadaman,” ujar Andi Rian.
Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan gubernur dan sekdaprov soal ini. Agar segera mengajukan bantuan heli ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Dengan waterbombing sejak dini, bisa mencegah agar kebakaran tak meluas,” imbuhnya.
Mantan Dirtipidum Mabes Polri itu mengungkap, dalam beberapa hari terakhir muncul titik api di sejumlah wilayah. Seperti di Kota Banjarbaru, Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tanah Laut dan Kotabaru.
Walaupun, tidak semuanya valid. “Ada beberapa titik panas seperti di HSS dan Tapin, namun setelah dicek ternyata batu bara yang menyala,” jelasnya.
Melalui aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) milik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel, pemantauan hotspot menjadi lebih mudah.
Meski ada beberapa titik panas terdeteksi, dia menegaskan belum ada temuan lahan yang sengaja dibakar oleh perusahaan.
Namun, ada satu titik api di Kotabaru, yang setelah dicek petugas ternyata memang dibakar warga untuk membuka lahan pertanian.
“Saya sampaikan ke Kapolres (Kotabaru) agar mengedukasi masyarakatnya. Saya juga perintahkan jika ada perusahan yang sengaja membakar lahan, tangkap dan proses hukum!” tegasnya. (mof/gr/fud)