ALAM Kalimantan Selatan mengandung berbagai jenis batuan langka. Di Tahura Sultan Adam Mandiangin misalnya, ada batuan serpentenit yang diperkirakan berusia ratusan juta tahun.
Serpentinit merupakan batuan jenis metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin, akibat perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan, batuan serpentinit berasal dari kerak dasar laut di kedalaman hingga 6 ribu meter.
Kemudian terangkat ketika kejadian tumbukan antara Benua Australia dan Benua Asia. Batuan tersebut menurut penelitian hanya ditemukan di tiga daerah, yakni di Kalsel, Papua dan kawasan Pegunungan Himalaya. Fajar menyebut, keberadaan serpentinit menjadi salah satu modal Geopark Meratus bisa naik kelas. Dari Geopark Nasional menjadi Geopark UNESCO Global (UGG).
“Meratus merupakan cerita tentang hamparan ofiolit tertua di Indonesia yang terbentuk sudah 150 juta hingga 200 juta tahun,” bebernya. Geopark Meratus sendiri akan segera ke tingkat dunia, menjadi Geopark UNESCO Global. Badan Pengembangan Geopark Meratus berencana mengusulkan kawasan ini masuk dalam warisan dunia pada Oktober 2023 nanti.
“Paling lambat November usulan sudah masuk,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana.
Ia menyebut, usulan yang mereka masukkan ke Dewan UNESCO Global Geopark (UGGp) akan dilengkapi dokumen terkait Geopark Meratus. “Mulai dari sejarahnya dan lain sebagainya,” sebutnya. Setelah usulan masuk, selanjutnya pada Januari sampai April 2024 akan ada pemeriksaan atau verifikasi oleh Dewan UGGp.
“Lalu bulan Mei ada evaluasi lapangan. Baru September akan keluar rekomendasi, layak atau tidaknya Geopark Meratus ke UNESCO,” ujar Hanifah. (ris/gr/fud)