SIAPA yang tak mengenal Pantai Takisung? Tak jauh dari Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, destinasi wisata di Kabupaten Tanah Laut itu selalu ramai pada musim liburan sekolah.
Tempo dulu, masa pemerintahan Hindia Belanda, Tanah Laut dikenal dengan sebutan Lawoet Landen. Tersohor karena memiliki banyak pantai yang indah. Dan Takisung sudah menjadi tempat rekreasi sejak zaman penjajahan. “Wisata pantai ini sudah berkembang sejak masa kolonial,” kata sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur.
Dalam majalah wisata Tropisch Nederland terbitan tahun 1940 diwartakan, beberapa pantai Tanah Laut yang direkomendasikan untuk pelancong. Diperkuat oleh catatan MJA Oostwoud Wijdenes, seorang petugas hukum Hindia Belanda. Dia menyebutkan beberapa pantai Tanah Laut yang indah.
Wijdenes menyebut Pantai Tabanio. Di sini pernah berdiri benteng tua. Lalu Pantai Batakan yang merupakan titik paling selatan dari jaringan jalan Kalimantan waktu itu. “Sayangnya dulu masih belum bisa dilintasi mobil karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan,” kata Mansyur.
Takisung juga dianggap sangat berbeda dengan Banjarmasin. “Dulu masih terkebelakang dan miskin. Mata pencaharian penduduknya hanya dari memancing ikan,” imbuhnya.
“Semuanya masih relatif miskin. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung dengan beranda yang agak tinggi. Ada ruang depan yang lebih tinggi dari ruang dalam,” terangnya. Namun, di kawasan Takisung kala itu sudah berdiri penginapan. Disebut pesanggrahan. Para mandor pesanggrahan itu terkenal karena nasi gorengnya yang lezat. “Bahkan mereka juga menjual bir yang asing bagi warga setempat,” ungkapnya.
“Seiring waktu, Takisung kian ramai dikunjungi. Bahkan sampai sekarang,” tutup Mansyur. (mof/gr/fud)