Banyak cara anak bangsa mendedikasikan diri untuk ikut serta dalam pembangunan di berbagai bidang. Seperti dilakukan Siti Raysha Azzahra. Melihat minimnya budaya literasi masyarakat, bersama kawan-kawannya tergerak menumbuhkan motivasi gemar membaca.
Tidak hanya untuk orang-orang sekitar. Dara jelita kelahiran 24 Mei 2003 itu bahkan rela masuk ke dusun-dusun pedalaman. Hanya untuk memperkenalkan buku dan berbagi wawasan kepada bocah-bocah setempat.
Raysha bersama kawan-kawan yang tergabung di komunitas Lapak Baca Balangan kerap mengumpulkan buku dari donatur. Ditambah milik pribadi, buku-buku tersebut dibawa ke desa-desa di pedalaman Kabupaten Balangan.
“Memang ada kesenjangan antara minat baca masyarakat di sana, dengan ketersediaan buku. Itulah yang mengilhami kami untuk lebih sering berkunjung ke desa-desa, dan membawakan buku,” kata Raysha, sembari memperlihatkan fotonya membacakan buku di depan anak-anak yang antusias.
Menjadi penggiat literasi di Balangan adalah satu dari sekian banyak aktivitas yang dijalani Raysha. Di usianya yang masih sangat muda, putri kedua dari tiga bersaudara itu juga terlibat dengan berbagai organisasi.
Berbagai prestasi juga pernah ditorehkannya. Di antaranya juara 1 lomba menulis feature se-Kabupaten Balangan (2018), juara 21 Olimpiade Bahasa Inggris se-Indonesia (2019), masuk dalam 100 terbaik lomba cipta puisi nasional even kreasi (2022), Duta Generasi Berencana Putri Kabupaten Balangan (2022), hingga gelar Mahasiswi Berprestasi STIPER Amuntai tahun 2022.
Siapa sangka, di balik gelimang prestasi yang direngkuh, Raysha sempat mengalami fase sulit. Ia merasa sangat terpukul saat sang ayah meninggal dunia. “Kehilangan abah secara tiba-tiba, membuat saya tidak siap. Jujur, abah dan mama adalah salah satu fondasi dalam hidup saya. Sampai sekarang kalau ada kesempatan, selalu mampir dulu ke kubur abah,” akunya.
Bahkan kepergian ayahnya sempat membuat Rysha tidak fokus dalam menjalani aktivitas. Saat dipercaya menjadi ketua pelaksana sebuah kegiatan besar, ia sempat depresi. “Mungkin karena posisinya saat itu baru kehilangan abah, jadi mental belum siap. Ditambah lagi banyak tuntutan yang harus dikerjakan,” tambahnya.
Saking depresi, Raysha mengaku sempat mengasingkan diri dari semua media sosial dalam kurun waktu lama. “Alhamdulillah, berkat dukungan orang sekitar, akhirnya bisa melewati masa sulit itu,” kenangnya.
Kini, di usianya yang kian matang, Raysha bertekad membantu masyarakat dengan menyebarkan virus gemar membaca. Dalam waktu dekat, ia dan kawan-kawan akan kembali bergerilya ke kampung-kampung di lembah pegunungan Meratus untuk membawakan buku bacaan.
“Desa di sana lumayan sulit diakses, dan cukup jauh dari jangkauan pemerintah. Tapi, persoalan literasi adalah tanggung jawab bersama. Kami secara rutin akan terus mengunjungi desa-desa tersebut, untuk memenuhi kebutuhan bacaan mereka,” pungkasnya.(mr-160/gr/dye)
Biodata
Nama: Siti Raysha Azzahra
Panggilan: Raysha
TTL: Banjarmasin, 24 Mei 2003
Orang Tua: Isbat (alm) dan Muntiara
Anak: Ke-2 dari 3 Bersaudara
Pendidikan: STIPER Amuntai (semester 5)
Prestasi :
– Juara 1 lomba menulis feature se-Kabupaten Balangan (2018)
– Juara 21 Olimpiade Bahasa Inggris se-Indonesia (2019)
– 100 terbaik lomba cipta puisi nasional even kreasi (2022)
– Duta Generasi Berencana Putri Kabupaten Balangan (2022)
– Mahasiswa Berprestasi STIPER Amuntai tahun 2022.