Seiring pembelian lima unit bus baru, koridor keempat Trans Banjarmasin resmi dibuka. Namun, operasionalnya masih harus menunggu tahun 2024.
***
BANJARMASIN – Koridor tambahan dan bus baru itu diluncurkan Minggu (17/9) di panggung terbuka Balai Kota di Jalan RE Martadinata, bersamaan peringatan Hari Perhubungan Nasional dan Harjad 497 Tahun Banjarmasin.
Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp5,5 miliar, bersumber dari APBD kota. Sebelumnya, Bus Trans Banjarmasin hanya memiliki tiga koridor. Kini menjadi empat koridor. Koridor yang lama melayani rute Terminal Pal Enam-Pasar Sentra Antasari, Pasar Sentra Antasari-Kayutangi, dan Pasar Sentra Antasari-Mantuil. Sedangkan koridor baru akan melayani rute Sungai Andai-Teluk Tiram. “Supaya tidak merasakan macet, ayo kita beralih ke transportasi umum,” ajak Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Kendati demikian, ia menyatakan, koridor Sungai Andai-Teluk Tiram bisa saja dipakai. Dengan cara mengoper sebagian bus yang berada di koridor Sentra Antasari-Kayutangi. “Operasionalnya masih sama. Dua belas jam sehari. Dari jam enam pagi sampai jam enam petang,” sebutnya. Ditekankannya, sejauh ini bus berkelir hijau itu masih gratis. Belum dikenai tarif.
Apakah tarif itu juga berlaku bagi pelajar? Itu juga masih dikaji. “Yang jelas, untuk saat ini hingga akhir tahun mendatang masih digratiskan,” jawabnya.
Selain peluncuran koridor dan bus baru, pemko juga meresmikan dua shelter air di kawasan Siring Nol Kilometer dan Kuin Kacil.
Wali kota mengatakan, shelter itu akan menjadi penghubung. Sebuah upaya untuk mengintegrasikan transportasi darat dan sungai.
Sederhananya, warga yang menggunakan perahu atau kelotok bisa melanjutkan perjalanan dengan naik ke transportasi umum.
Khususnya di Jalan Sudirman. Sebab di situ tempat mangkal Trans Banjarmasin, Trans Banjarbakula, dan Teman Bus.
“Fasilitas ini merupakan jawaban atas keluhan masyarakat terkait moda transportasi umum di Banjarmasin,” tutup Ibnu.
Pembangunan shelter di Siring Nol Kilometer menghabiskan Rp1,3 miliar. Sedangkan shelter di Kuin Kecil menelan Rp800 juta. Kedua proyek itu bersumber dari APBD kota. (war/az/fud)