Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kali ini juga menghanguskan kebun cabai Hiyung. Dari data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin, lahan cabai hiyung yang terbakar mencapai empat hektare.
Kepala Pelaksana BPBD Tapin, Raniansyah, menuturkan bahwa untuk kebakaran di Desa Hiyung terjadi Jumat (15/9). Api mulai membakar lahan sekira pukul 13.30 Wita, dan baru bisa dipadamkan sekira pukul 20.00 Wita.
“Dalam kebakaran ini sedikitnya 14 hektare lahan terbakar. Rinciannya, semak belukar sebanyak 10 hektare dan sekira 4 hektare yang terbakar adalah kebun cabai Hiyung,” ucapnya, Sabtu (16/9) pagi.
Selain di Desa Hiyung, pada jam yang sama, juga ada lahan yang terbakar di Desa Rumintin, Kecamatan Tapin Selatan. Awal terbakar pada pukul 14.10 Wita dan dipadamkan 15.20 Wita. “Total lahan yang terbakar di sini seluas 3 hektare,” jelasnya.
Kemudian di Desa Pandahan, Kecamatan Tapin Tengah, awal terbakar sekira pukul 14.00 Wita dan baru bisa dipadamkan sekira pukul 14.50 Wita.
“Yang terbakar semak belukar. Luasnya sekira 2 hektare,” jelasnya. Sementara, Junaidi salah seorang petani yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani Karya Baru menuturkan, bahwa untuk jumlah berapa batang cabai Hiyung yang terbakar masih di hitung.
“Kalau sudah rampung kami hitung, akan segera dikabari,” ucap Minggu (17/9) melalui sambungan telepon.
Namun ia memperkirakan, cabai rawit Hiyung yang terbakar mencapai 12 ribu batang lebih. Semuanya siap panen.
“Biasa satu hektare bisa produksi 4 hingga 6 ton. Kalau harga cabai Rp 45 ribu perkilo, kerugian bisa mencapai ratusan juta Rupiah,” jelasnya. Mewakili beberapa petani yang terdampak, ia berharap Dinas terkait dapat memberikan bantuan, karena bertani cabai merupakan penghasilan utama masyarakat Desa Hiyung.
“Lalu kedepannya juga bisa memberikan bantuan peralatan pemadam portabel untuk memadamkan api,” jelasnya. (dly)