Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di musim kemarau terus terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Terdata sampai pertengahan bulan September ini sudah puluhan hektare lahan terbakar.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) HSS, Kusairi mengatakan sejak ditetapkannya status siaga bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan penurunan produksi pangan di Kabupaten HSS mulai 15 Mei hingga 17 September tadi, berdasarkan data lahan yang terbakar akibat Karhutla dapat ditangani pihaknya sudah mencapai 80 hektare lebih.
“Sampai 17 September 2023, titik api ada 4.905 titik tersebar di 11 Kecamatan dan lahan yang terbakar seluas 80,103 hektare,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (11/9).
Dirincikan, lahan terbakar akibat Karhutla paling banyak di Kecamatan Daha Barat. Total ada 870 titik api dan luas lahan terbakar 25,1 hektare. Disusul Daha Selatan dari 1.922 titik api, luas lahan terbakar 23,4 hektare.
Kemudian, Simpur ada 306 titik api dan luas lahan terbakar 9,8 hektare, Kalumpang ada 286 titik api dan luas lahan terbakar 10,3 hektare, Daha Utara 767 titik api dan luas lahan terbakar 7,4 hektare, Kandangan ada 196 titik api dan luas lahan terbakar 1,7 hektare.
Sungai Raya ada 236 titik api dan luas lahan terbakar 1,6 hektare. Telaga Langsat ada delapan titik api dan luas lahan terbakar 0,5 hektare. Angkinang ada 50 titik api dan luas lahan terbakar 0,2 hektare, dan Padang Batung ada 83 titik api dan luas lahan terbakar 0,1 hektare.
“Paling banyak lahan yang terbakar di Kecamatan Daha Barat,” katanya. Disebutkan Kusairi, lahan terbakar akibat karhutla seluas 80,103 hektare bervariasi. “Ada lahan produktif dan lahan tidur,” ucapnya.
Dugaan sementara, lahan yang sudah terbakar indikasi mengarah ada yang sengaja membakar. “Diduga ini diperkuat dengan sudah adanya diamankan seorang warga Kecamatan Daha Barat oleh Polres HSS beberapa hari lalu,” tuturnya.
Prediksinya Kahurla ke depan masih bisa terjadi, karena berdasarkan prakiraan BMKG musim kemarau masih berlangsung sampai pertengahan bulan November mendatang. “Perkiraan Karhutla masih bisa terjadi. Tapi tergantung cuaca juga,” katanya. Kusairi meminta aparat kepolisian menindak tegas bagi siapapun yang kedapatan dengan sengaja membakar lahan seperti yang pernah terjadi di Kecamatan Daha Barat.
“Supaya ada efek jera bagi yang sengaja membakar lahan,” pintanya. Terpisah, Plt Camat Kalumpang Wahyudi Noor mengatakan, mencegah Karhutla pihaknya terus berkoordinasi untuk melakukan pemadamakn jika terjadi Karhutla. “Baik itu tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten,” ujarnya. (shn)