Maraknya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kalsel jadi atensi pemerintah pusat. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi penanganan karhutla dan kekeringan di Kalsel pada Kamis (21/9) siang.
Rakor di Gedung Auditorium KH Idham Chalid tersebut dilakukan bersama seluruh stakeholder terkait, terutama BPBD seluruh Kalsel.
Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor mengakui berdasarkan citra satelit saat ini, sudah ada lebih dari 24.588 hektare lahan yang terbakar di Kalsel. Terbaru tertangani melalui jalur darat hanya sebanyak 3.313 hektare saja.
Meski begitu, orang nomor satu di Bumi Lambung Mangkurat ini mengaku akan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam menangani karhutla beserta dampaknya.
Gubernur yang akrab disapa Paman Birin itu mengatakan bahwa kunci dalam penanganan karhutla ada pada upaya deteksi dini potensi wilayah karhutla.
“Kami tidak ingin Pak Presiden Jokowi sampai datang ke sini hanya karena masalah karhutla. Cukup di tahun 2019 saja,” ungkap Paman Birin, Kamis (21/09) petang.
Secara pribadi dan mewakili masyarakat, Paman Birin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan komitmen dalam rangka bantuan untuk penanggulangan bencana di Kalsel kepada jajaran BNPB RI.
“Rakor ini merupakan jalan untuk melakukan sinkronisasi dan komunikasi dalam mengantisipasi kebakaran hutan di Kalsel,” ucapnya.
Paman Birin menyampaikan bahwa status siaga karhutla sudah ditetapkan di 11 kabupaten dan 1 kota. Salah satu lokasi yang menjadi atensi adalah di ring satu bandara. Pihaknya sudah membuka kanal-kanal, dan membuat kanal baru di seputaran ring satu bandara.
“Patroli rutin dilakukan di kawasan yang potensi sumber api. Kami bersinergi dengan masyarakat, Polri, TNI serta Manggala Agni. Kolaborasi semua stakeholder membuat penanganan lebih efektif. Selain itu juga dilakukan sosialisasi, patroli menyiapkan sumur bor, serta mesin-mesin pompa,” terangnya.
Paman Birin juga mengungkapkan kendala yang terjadi, terutama daerah yang sulit dicapai melalui jalur darat. Kurangnya helikopter dan water bombing juga menjadi salah satu kendala dalam penanganan karhutla di pegunungan Meratus.
“Kondisi lahan gambut yang sulit dipadamkan juga membuat asap terus terjadi. Kami mengharapkan penambahan bantuan water bombing agar penanganan lebih cepat. Kami juga berharap kerja sama dari semua unsur untuk mencegah karhutla,” tegasnya.
Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pernyataan Paman Birin terkait penanganan karhutla itu memang sudah tepat. “Jangan sampai Pak Presiden datang karena maraknya karhutla di Kalsel. Kalau sampai beliau datang, artinya karhutla di Kalsel sudah sangat darurat,” ingatnya.
Sebelum mengikuti rakor, Suhartoyo sebelumnya melakukan pemantauan udara dengan Kapolda Irjen Pol Andi Rian Djajadi. Ia mengatakan ada enam provinsi prioritas yang sangat rawan bencana karhutla.
Enam daerah di Indonesia yang menjadi prioritas pemantauan adalah Kalsel, Kalbar, Kalteng, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi. Ini karena ada lahan gambut.
“Provinsi Kalimantan Selatan salah satu daerah yang paling parah kejadian karhutla. Titik api cukup banyak yaitu di Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan Tanah Laut. Dari pantauan udara, masih ada api di Tanah Laut,” terangnya.
Ia juga mengatakan bahwa informasi dari Danlanud Syamsudin Noor, Kolonel Pnb Vincentius Endy bahwa asap dari kebakaran menghambat jadwal penerbangan. Hal itu merupakan akibat banyaknya lahan gambut yang terbakar di dekat ring satu bandara. “Dari data yang kami rangkum, ada 610 kejadian dari bulan Juni lalu,” terangnya.
Suhartoyo mengakui pihaknya sejauh ini sudah melakukan operasi penanganan karhutla dengan helikopter water bombing di beberapa tempat.
Beberapa di antaranya Sumatera Selatan dan Kalsel. Di Kalsel hanya 4 karena sebagian digunakan di Pulau Jawa untuk memadamkan api di Gunung Bromo, Jawa Timur yang dilakukan selama dua pekan.
“Nanti kami juga mengusahakan akan ada hujan buatan di Kalsel pada tanggal 23, 24, 28 September 2023,” ucapnya.
Anggota DPR RI Komisi VIII, Syaifullah Tamliha mengatakan kebakaran di Kabupaten Banjar sudah berkurang. Salah satu penyebabnya Gubernur Kalsel sudah membuat jalan dari Awang Bangkal tembus Batulicin.
“Dengan dibangunnya jalan tembus, ketika terjadi kebakaran armada mudah mengakses,” katanya. Syaifullah juga menegaskan agar BPN mendata lahan yang terlantar dan terbakar. Ia berharap siapa yang menelantarkan lahan, BPN harus bisa mendata.
“Kalau sampai ada yang menelantarkan lahan dan sampai terbakar, rampas saja lahannya,” ucapnya tegas.(zkr/gr/dye)