Dijelaskannya, status ini penting karena titik-titik api yang mulai bermunculan. “Di daerah kita, memang tidak ada hutan, tapi ada lahan,” ujarnya belum lama ini. Dari 26 Juni sampai 21 September 2023, terdata ada 24 titik api di Banjarmasin.
“Kecil saja. Area yang terbakar sekitar 200-300 meter persegi. Tidak begitu besar dan bisa cepat diatasi,” tukasnya. Patut diperhatikan, sebagian besar kebakaran lahan di Banjarmasin dipicu oleh faktor kelalaian manusia.
“Banyak pembakaran sampah yang dibiarkan, lalu merambat ke semak belukar di sekitarnya,” bebernya. Total lahan yang terbakar seluas 2,27 hektare. Paling luas di Sungai Andai, Banjarmasin Utara. Terjadi pada Jumat 25 Agustus lalu. Kala itu lahan yang terbakar mencapai 1,5 hektare.
Koordinator lapangan BPBD Banjarmasin, Hanafi menceritakan, pemadaman di lokasi menghadapi kendala akses dan sulitnya mencapai sumber air.
Belum lagi angin yang berembus kencang. “Hampir lima jam baru kebakaran bisa diatasi,” ujarnya. (war/az/fud)