Postur unggas ini juga lebih besar dari ayam kampung maupun ayam ras. Tak heran ayam ini banyak dijadikan pemenuhan daging oleh pelaku usaha kuliner.
Ketua Kelompok Ternak Sumber Daya Desa Murung Panggang, Mahyudin mengatakan ayam ini memiliki beberapa nama lain di luar HSU. Misalnya ayam padang, ayam kaldu, dan ayam balahan. Mahyudin tidak hanya sebagai peternak ayam Murung Panggang. Namun, juga menjalankan usaha penetasan anakan ayam unggulan ini. “Selain ternak ayam ini, saya juga menjual anakan ayam kepada peternak lain,” ujar Mahyudin.
Selain diincar dagingnya, ayam ini juga menghasilkan telur. Jadi kembali lagi pada peternak, ingin fokus pada penjualan daging ayam atau telur ayam. “Keunggulan ayam ini lebih kuat terhadap serangan penyakit unggas dibandingkan ayam ras atau potong,” ungkapnya.
Beternak ayam ini tidak terlalu memerlukan tempat luas. Cukup lahan ukuran 2×4 meter persegi bisa menampung ayam sekitar 100 ekor.
“Ayam ini jadi primadona dalam pemenuhan daging, karena dagingnya hampir mirip dengan ayam kampung. Namun, usia ternak lebih cepat untuk dipanen seperti ayam ras,” terangnya. Kepala Dinas Pertanian HSU, Masrai menyampaikan jenis ayam ini dapat mendukung ketersediaan daging unggas lokal di HSU, maupun di Kalsel. Menurutnya, keunggulan jenis ayam hasil kawin silang ini pertambahan bobot badan tergolong cepat. Mampu mencapai 1,3 hingga 1,4 kilogram dalam waktu 2 atau 3 bulan.
Selain daging, ayam jenis ini pertama kali bertelur pada umur 22 pekan. Lalu produksi telur meningkat bisa mencapai hingga 230 butir setiap tahun. Daya tetas telur ayam Murung Panggang bisa mencapai 75 persen, dan relatif tahan terhadap penyakit.
“Unggas ini banyak diternakkan masyarakat di Desa Murung Panggang, Desa Kayakah, dan Hulu Sungai Utara pada umumnya,” jelasnya. Masrai menyebut unggas ini menjadi rumpun ayam murung panggang Sebagai Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH).(mar/al/dye)