Kasus dua pekerja migran ilegal yang dipulangkan oleh Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalsel harus menjadi pelajaran yang ingin bekerja ke luar negeri. Khususnya bagi yang memaksakan diri tanpa memenuhi aturan.
Harus diketahui, dari 362 perusahaan resmi penyalur pekerja migran dari Indonesia, tak satu pun asalnya dari Kalsel. Di Kalimantan hanya dua, yakni di Kalbar dan Kaltara.
“Memang tak ada di Kalsel. Hanya cabang saja,” terang Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalsel, Irfan Sayuti.
Lalu bagaimana memfasilitasi pekerja yang ingin bekerja ke luar negeri? Irfan menerangkan sangat mudah. Tinggal datang ke pihaknya, dan ke BP3MI. “Banyak lowongan kerja resmi. Dan akan difasilitasi ke daerah yang ada perusahaan penyalur resmi,” sebutnya.
Dibeberkannya, di Kalsel ada dua cabang perusahaan resmi yang ada di Kalsel. PT Indokarsa Buana, dan PT Marco Putra Mandiri. “Yang tercatat resmi di Disnakertrans Kalsel ada sebanyak 91 orang penempatan pekerja migran di tahun 2023 ini,” terang Irfan.
Dia menyayangkan, masih banyak warga yang termakan janji dan iming-iming dari pelaku perekrut ilegal. “Ini yang selalu kami sosialisasikan. Jangan sungkan bertanya ke Disnaker di daerah jika ada yang menjanjikan bisa bekerja ke luar negeri,” ingatnya.
Apalagi tujuan favorit selama ini adalah negara di Timur Tengah. Padahal pemerintah sudah lama melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga ke sana. “Tapi ada saja yang lolos. Ini kejahatan penjualan orang,” ucapnya.
Modusnya sering kali dengan memanfaatkan visa wisata. Selain termakan iming-iming, mirisnya warga juga banyak yang belum paham. Padahal selain Timur Tengah, Irfan menerangkan negara lain seperti Hongkong, Arab Saudi, Jepang, Taiwan, Malaysia yang banyak memerlukan tenaga kerja di bidang ini. “Mungkin karena kultur agama, akhirnya banyak yang memilih ke Timur Tengah,” tukasnya.
Memfasilitasi para pencari kerja ke luar negeri, saat ini ada satu perusahaan resmi yang tengah mengurus izin pendirian kantor di Kalsel. “Saat ini tengah berproses di dinas perizinan,” beber Irfan.
Kepala BP3MI Kalsel, Fachrizal menerangkan perusahaan penyalur resmi pekerja migran tak perlu ada kantor di wilayah provinsi. Pasalnya untuk pengurusan izin PT atau perusahaannya berlaku secara nasional. “Misalnya kantornya di Jawa. Dia boleh mengirim petugas perekrutan ke Kalsel,” terangnya.
Sejak 2021 hingga 2023, jumlah pekerja migran legal asal Kalsel sebanyak 238 orang. Rinciannya tahun 2021, sebanyak 57 orang. 2022 sebanyak 80 orang. Tahun ini, 101 orang. “Paling banyak dari Kabupaten Banjar sebanyak 96 orang. Tujuan paling tinggi ke Hongkong,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, BP3MI Kalsel memulangkan dua perempuan korban penipuan lowongan kerja ke luar negeri. Mereka adalah R (40) warga Desa Mataraman, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, dan M (42) asal Desa Tamiang, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kedua perempuan itu terjebak atas iming-iming penempatan kerja secara ilegal ke luar negeri dengan tujuan negara Timur Tengah.
Keduanya menjadi korban penipuan lowongan kerja sebagai penata laksana rumah tangga, alias ART. R dijanjikan bekerja di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sedangkan M dijanjikan bekerja di Arab Saudi.
Pemulangan tersebut berawal dari adanya aduan kedua korban ke BP3MI Kalsel melalu pesan WhatsApp, Minggu (24/9) malam. Menerima pengaduan itu, BP3MI Kalimantan Selatan langsung mengarahkan keduanya menuju Shelter Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Tangerang di Bandara Soekarno Hatta.
Setelah ditangani oleh tim BP3MI Banten di Shelter P4MI Bandara Soekarno Hatta, keduanya kemudian diterbangkan ke Kalsel. Kedua korban berhasil melarikan diri dari tempat penampungan, saat tidak ada penjaganya. Mereka berada di penampungan dalam sebuah apartemen di Jakarta selama 15 hari.
Calo bernama Normila yang mengajak kedua korban tersebut sudah ditangkap jajaran Polda Jatim sebelum kedua korban dipulangkan ke Kalsel.(mof/gr/dye)
