Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Damanhuri Barabai akan memiliki IGD terpadu dengan fasilitas lengkap. Groundbreaking telah dilakukan pada 27 Oktober 2023.
"Target selesai akhir tahun ini. Nilai kontrak Rp5,5 miliar," kata Direktur RSUD H Damanhuri Barabai, dr Nanda Sujud Andi Yudha Utama, Jumat (17/11).
IGD ini akan memiliki 4 lantai dengan fasilitas kesehatan lengkap. Di lantai pertama ada ruang IGD. Lantai dua diisi instalasi laboratorium mulai dari patologi klinik, anatomi, sampai mikrobiologi. Di lantai tiga untuk ruang intensive care disertai cath lab. Lantai empat khusus ruang operasi.
Dokter Nanda menambahkan pembangunan IGD terpadu ini mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan. Itu setelah bupati dan sekda HST beberapa kali melakukan audiensi dengan Kementerian Kesehatan. "Alhamdulillah RSUD di-support penuh untuk melakukan transformasi pelayanan kesehatan. Ini juga tidak lepas dari kerja sama dengan pemerintah daerah," tambahnya.
Kementerian Kesehatan juga mengapresiasi Pemkab HST, karena ikut ambil bagian untuk mendukung pembangunan IGD terpadu. "Pembiayaan beberapa pembangunan yang akan datang adalah kolaborasi antara pemkab dan kemenkes," tambahnya.
Pembangunan IGD menggunakan dana BLUD rumah sakit sebesar Rp10-15 miliar di tahun 2023. Sedangkan tahun 2024, menggunakan APBD HST sebesar Rp50 miliar. Ditambah bantuan dari APBN sebesar Rp50 miliar.
Bupati Aulia mengatakan pembangunan IGD ini bentuk keseriusan pemerintah kabupaten dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. "Kunci kesejahteraan umum adalah fasilitas kesehatan yang bisa mengayomi mereka. Karena nyawa itu tidak murah. Ini prinsipnya negara berkembang. Satu nyawa lebih penting dari hal-hal lainnya," katanya.
Pembangunan IGD dinilai penting karena di RSUD H Damanhuri Barabai sangat tinggi kunjungan masyarakatnya. Selain penduduknya banyak, letak rumah sakit ini juga strategis. "Jadi RSUD kita jadi rujukan (daerah tetangga, red). Pemkab HST mendorong menciptakan fasilitas yang bisa menampung kebutuhan dasar yakni kesehatan dan urusan gawat darurat," tambahnya.
Pembangunannya secara gotong royong menggunakan dana BLUD, Kemenkes dan APBD Pemkab HST. "Ini hasil audiensi kami ke Kemenkes. Yang saya tahu, kita terbanyak kedua mendapatkan bantuan dana. Pertama adalah Provinsi Kalsel," bebernya. (*)