MARABAHAN – Memasuki musim panen saat ini, gudang SRG (Sistim Resi Gudang) di desa Puntik, Kecamatan Mandastana kebanjiran penyimpanan gabah dari para kelompok tani yang ingin menyimpan hasil pertanian.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Kopperindag Batola, A Lusma Bakti, mengatakan, sampai bulan ini semakin banyak kelompok tani yang ingin menyimpan gabah hasil panen.
“Saat ini sudah ada 25 kelompok menyimpan gabahnya di gudang SRG dan sudah tujuh resi yang diterbitkan,” katanya.
Dijelaskannya, total gabah masuk dari resi dan belum sudah mencapai ratusan ton gabah. “Dari 25 kelompok yang sudah memasukan gabah di gudang SRG ada sekitar 350 ton gabah yang sudah tersimpan,” ujarnya.
Diungkapkan, dengan banyaknya kelompok tani yang ingin menyimpan gabah di gudang SRG, diperkirakan tak akan semuanya bisa tertampung.
“Hal ini karena keterbatasan gudang SRG sendiri. Sebab gudang saat ini hanya bisa menampung 25 resi. Jadi kalau saat ini sudah ada tujuh, berarti sisa puluhan saja lagi yang bisa ditampung,” ujarnya.
Oleh sebab itu, menurut Lusma, sudah saatnya dilakukan penambahan gudang SRG. Agar nantinya dapat menampung semua kelompok tani yang ingin menyimpan gabah hasil pertanian petani. “Dengan maskin banyaknya minat petani, diperlukan dua sampai tiga gudang SRG lagi di Batola,” tuturnya.
Ditambahkan, kapasitas daya tampung maksimal gudang SRG sendiri sebenarnya seribu ton. Tapi, karena proses penyimpanannya tak bisa seperti penyimpanan pupuk, jadi hanya bisa digunakan setengahnya saja.
“Karena hal itu, gudang bisa hanya dapat menampung sekitar 500 ton gabah saja,” katanya.
Untuk menampung hasil panen padi para petani Batola, pihaknya sudah menyiapkan beberapa hal persyaratan dalam penyimpanan di gudang SRG. Seperti asuransi dan uji moto.
Biasanya para petani menyimpan hasil panennya digudang SRG puncak penyimpanan biasanya bulan September sampai November. Tapi kini bulan September sudah banyak. (shn)