BALIKPAPAN- Berbekal kepedulian yang tinggi terhadap kehidupan para lansia yang berada di Panti Jompo Bhakti Abadi Jalan Sosial Sepinggan, Balikpapan Selatan, sekelompok sukarelawati yang dipimpin oleh Lala Lee seorang pemerhati masalah kemiskinan di Kota Beriman akhirnya berhasil merenovasi panti jompo yang telah berdiri sejak 1989 tersebut.
Rudy Iskandar (dua kanan) dan tim selaku kontraktor proyek Panti Jompo Bhakti Abadi.
Dengan dibantu oleh banyak pihak salah satunya Diana Novita selaku sponsorship, Lala Lee dan para rekannya menyulap panti yang sudah tidak layak huni itu menjadi tempat yang sangat nyaman dan sehat bagi 18 lansia yang ada di dalamnya.
Kini panti yang dikelola oleh Joko Sumitro itu telah mendapatkan banyak perbaikan skala besar, baik pada gedung bagian luar hingga dalam. Mulai dari perbaikan atap, fasilitas MCK, kebocoran, penyediaan perabot esensi seperti tempat tidur, lemari pakaian, hingga penyediaan perlengkapan untuk menunjang kenyamanan hidup lansia seperti alat kebersihan, meja makan, sofa, TV, mesin cuci, dan lainnya.
Lala Lee menjelaskan proyek revitalisasi ini berlangsung kurang lebih 8 bulan, mulai dari 12 September 2022 hingga 10 Mei 2023. Dimana pihaknya berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 622.661.304. Jumlah donatur 180 orang dan 8 orang sponsor, sumber dari masyarakat dan komunitas kota Balikpapan, masyarakat Indonesia, perusahaan lokal dan asing.
“Jadi kita bukan hanya mendapatkan donasi dari teman-teman di Balikpapan tetapi juga dari luar daerah hingga ada perusahaan asing, seperti PT Japan Drilling Indonesia, Borneo Pte. Ltd. Singapura dan Spanyol dan untuk di Balikpapan ada Restoran Pasta Cielo,” jelasnya.
Perempuan yang dulunya pernah memimpin proyek amal penyediaan peralatan terapi untuk Balai Layanan Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Balikpapan ini bercerita bahwa ia telah mengenal panti ini sejak 2012. Saat ia terlibat aktif sebagai Koordinator Amal di perkumpulan wanita Balikpapan International Women Association (BIWA). “Dan pada tahun 2020 saya kembali berkunjung ke panti untuk membawa makanan, hari itu saya perhatikan telah terjadi kerusakan parah pada bangunan panti dan kondisi umum yang tidak layak huni,” ceritanya.
Walaupun tergerak membantu, sebutnya, ia mengurungkan niat itu karena banyak alasan. Namun dua tahun berlalu, Panti Jompo itu katanya, masih ada di lubuk hati. Saya putuskanlah untuk kembali dan kali ini bersama seorang ahli bangunan untuk meninjau fasilitas dan mengukur skala perbaikan.
“Hari itu, saya saksikan banyak hal memprihatinkan. Relung hati saya dipenuhi dengan belas kasihan. Tampaknya, kesejahteraan para lansia disini telah terlupakan. Tahun ini saya dedikasikan perayaan ulang tahun saya yang ke-35 untuk membawa pertolongan bagi oma opa di Panti Jompo Bhakti Abadi,” ujarnya.
Sementara itu Kontraktor Rudy Iskandar menjelaskan pihaknya hampir 100 persen melakukan perbaikan. “Kondisi sebelumnya sangat parah tidak layak huni, atap bocor berlubang dan ada yang hampir roboh, jendela dan pintu bahkan hampir seluruhnya rusak, kemudian adanya pegerakan tanah fondasi bangunan toilet yang menimbulkan keretakan pada dinding dan lantai hingga desain kakus dan kamar mandi yang tidak ramah bagi lansia,” jelasnya.
Awalnya, sebut Rudy pihaknya menargetkan perbaikan hanya dalam waktu 3-4 bulan, dengan mengerjakan yang urgent saja, namun seiring berjalannya waktu dibantu para donatur dan panitia pihaknya akhirnya merenovasi secara total. “Kita semua berharap para penghuni panti bisa hidup lebih layak. Selain perbaikan panitiapun menyiapkan banyak perabotan yang baru,” terangnya.
