Persiapan Musim Kemarau, BPBD Petakan Potensi Karhutla

- Jumat, 23 Juni 2023 | 17:39 WIB
PERSIAPAN PENCEGAHAN: Apel siap siaga karhutla di Mapolres Paser pada Rabu 21 Juni kemarin yang dihadiri seluruh instansi terkait.
PERSIAPAN PENCEGAHAN: Apel siap siaga karhutla di Mapolres Paser pada Rabu 21 Juni kemarin yang dihadiri seluruh instansi terkait.

 

TANA PASER -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser bersiap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) jelang musim kemarau di Kabupaten Paser. Persiapan ini diantaranya akan menggelar pertemuan dengan OPD terkait untuk menganalisis ancaman kerawanan hotspot dan kesiapan sumber daya yang ada. 

Kepala BPBD Paser Ruslan mengatakan perlu pemetaan dini di mana titik rawan karhutla. Pemetaan tersebut nantinya akan di dapat setelah bertemu dengan relawan masyarakat peduli api, KPHP Kendilo, Dinas Perkebunan dan Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Manggala Agni, dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. 

"Termasuk TNI-Polri juga berperan penting dalam pencegahan dan penanganan karhutla," kata Ruslan, Jum'at (23/6). 

Data dari BPBD dalam beberapa tahun terakhir, kasus kebakaran banyak terjadi di area lahan masyarakat, bukan pada area perkebunan kelapa sawit. Sebagai contoh di Desa Senaken dan Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Grogot. Masyarakat masih menggunakan pola lama yakni pembukaan lahan dengan cara membakar. 

Meskipun sedikit yang dibakar oleh petani, namun apabila yang membakar dengan jumlah yang banyak akan mempengaruhi kondisi udara dan akan menyebar luas.

Ruslan mengatakan di Paser tidak terdapat daerah gambut dan adanya rawa potensi kebakaran tetap bisa saja terjadi. Suatu wilayah akan disebut daerah gambut itu apabila tingkat pelapukan tumbuhan telah mencapai tiga meter.

Sementara Paser lebih banyak daerah rawa. Ruslan mengatakan dampak adanya kemarau dan karhutla yang paling berpengaruh di Kabupaten Paser ialah ekonomi, terutama masyarakat usahanya di sektor pertanian dalam arti luas. 

"Bukan hanya perkebunan, tapi juga pertanian, sawah, sayur-mayur sehingga produksi pangan menurun," kata mantan Kabid Perkebunan itu. 

Ketersediaan air bersih yang berkurang, akan membuat ekosistem rusak dan akhirnya berdampak pada kondisi sosial. 

Untuk ntisipasi apabila ketersediaan air di musim kemarau berkurang di masyarakat. BPBD terlebih akan mendeteksi tingkat resiko dan kerentanan di setiap wilayah. Apabila semakin rentan berarti kapasitas wilayah dalam kondisi minim. 

Misalnya sumur dengan jenis tadah hujan, embung, apabila itu semua tidak mencukupi mesti melakukan distribusi air dengan memanfaatkan Dana Tanggap Darurat (DTT) Kabupaten Paser dan juga akan melibatkan Perumdam Tirta Kandilo atau PDAM. 

Ruslan menjelaskan kebakaran akhir-akhir ini di Paser tidak ada, hanya ada hotspot atau titik panas di Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang yang merupakan area pertambangan. (Adv/jib)

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB
X