Oknum ASN Aniaya Bocah

- Jumat, 3 Mei 2019 | 13:54 WIB


TANJUNG REDEB. Seorang oknum PNS Pemkab Berau berinisial WDK dilaporkan ke polisi. WDK menganiaya Azzam Pradistya Noor (11), Rabu (1/5) malam lalu. Pemicunya karena, WDK ditabrak oleh sepeda yang dikendarai Azzam. Azzam pun mengalami luka lebam pada mata kanan setelah dihempaskan ke tembok dan dibanting ke tanah.
Ibu Azzam, Isnawati yang ditemui di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Berau mengungkapkan anaknya dianaiaya tetangganya saat Pulang dari warung.
"Anak saya baru pulang dari warung orang itu (pelaku). Sementara dia katanya baru pulang dari surau (langgar,Red)," ungkap Iis –sapaan Isnawati.
Berdasarkan keterangan Azzam, Isna menjelaskan bahwa saat pulang dari warung, anaknya tersebut bersepeda agak berada pada jalur yang sama tetapi berlawanan arah. Menurut Azzam sebagaimana disampaikan kepada ibunya, melihat WDK masih berada dipinggir jalan saat itu. Tetapi kemudian sama-sama menghindar ke tengah jalan kemudian tertabrak sepeda.
"Anak saya mungkin memang salah, tetapi sudah memohon dan minta maaf. Tapi kenapa ditangkap dan dihantamkan ketembok. Setelah itu katanya ditangkap lagi, kemudian dibanting ke jalan," ungkap Iis.
Tidak berhenti sampai di situ, WDK, masih berdasarkan keterangan Azzam, mencoba mencekik. Tetapi Azzam berupaya menahan sambil memegangi tangan WDK.
"Anak saya itu dimarahi saja sudah ketakutan. Kok sampai dihajar kaya gitu. Padahal sudah minta maaf berkali-kali. Tapi masih juga dihajar," sambung Iis kesal.
Usai melaporkan, Iis dan putranya tersebut menuju rumah sakit untuk visum.
Hingga malam harinya, Iis masih berada di Polres Berau untuk menyelesaikan proses berita acara pemeriksaan (BAP). Sedangkan  WDK yang sudah dihubungi berkali-kali via telepon oleh petugas kepolisian, belum juga memberikan respons.
Saat didatangi di rumahnya di Perum Korpri Jalan Murjani III, Tanjung Redeb, WDK pelaku tidak bersedia diminta datang ke kantor polisi. Bahkan dirinya justru meminta agar Iis dan putranya yang datang ke rumahnya untuk menyelesaikan masalah itu.
“Saya ketuk pintu, dia buka langsung bersuara keras. Nanya ada apa. Dia bilang tidak mau ke kantor polisi. Kalau mau, korban yang disuruh datang ke rumahnya,” ungkap salah seorang polisi yang datang menjemput WDK.
Sembari menolak untuk dibawa untuk menyelesaikan kasus di Polres, WDK juga sempat mengatakan, kalau dirinya tahu hukum,  karena dia bergelar sarjana hukum. Polisi kemudian pergi meninggalkan rumah WDK dan melanjutkan BAP untuk proses lebih lanjut.
Keesokan harinya, Kamis (2/5) kemarin, ayah Azzam, Radian Noor, yang baru kembali dari Pulau Maratua juga sempat dibuat emosi oleh WDK. WDK datang ke rumahnya dengan suara nyaring, membuat keributan sembari membawa sebatang besi.
“Dia datang sambil teriak-teriak bawa linggis ke depan rumah saya,” ugkap Radian. Karena ribut-ribut, warga sekitar keluar untuk melihat kejadian itu. Radian yang merasa terancam kemudian keluar sambil membawa sebilah parang.
Rupanya nyali pelaku ciut saat melihat Radian keluar membawa parang. Kemudian membuang linggis yang diabwanya dan berlari ke rumahnya.
“Dia (pelaku) itu memang tidak mau berdamai. Dia yang pukul anak saya. Tadi malam didatangi polisi tidak mau ikut. Lalu sekarang datangi saya bawa linggis. Artinya memang tidak ada niat mau berdamai atau mediasi,” ujar Radian.
Tidak ingin terjadi hal tidak diinginkan, polisi pun akhirnya menjemput paksa WDK ke Polres.
Melihat gelagat pelaku yang tidak mau berdamai, Radian memastikan akan terus melanjutkan kasus penganiayaan terhadap anaknya. (as/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X