MANGKUJENANG. Banjir dadakan yang kerap terjadi di jalan poros Palaran kawasan Mangkujenang akibat sedimentasi lumpur yang mengendap di jalan, menjadi wadah mengais rezeki bagi sekelompok warga.
Mereka pun muncul sebagai “Pak Ogah” yang mencari sumbangan di jalan tersebut, namun tidak dengan cara memaksa pengguna jalan yang melintas. Disamping meminta sumbangan, mereka juga membersihkan sedimentasi tanah yang mengendap di jalan. Pembersihan dilakukan dengan cara manual.
“Kami cuma bantu bersihkan saja. Kalau ada yang kasih alhamdulillah, kalau tidak juga eggak apa-apa. Cuma buat beli makan sama minum aja," tutur Sutarno (28), salah seorang warga yang ikut menjadi Pak Ogah.
Keberadaan Pak ogah di jalan itu tidak menjadi masalah menurut Camat Palaran Suwarso, selama tidak mengganggu terutama memaksa pengguna jalan untuk memberi sumbangan.
"Hal semacam itu juga banyak kita temukan di persimpangan-persimpangan dalam kota. Bedanya kalau di simpangan dalam kota mereka membantu mengatur lalu lintas, nah kalau di sini membersihkan sedimentasi lumpur yang menyebabkan banjir," terang Suwarso.
Diluar keberadaan Pak Ogah itu, kecamatam tetap berupaya agar persoalan jalan di kawasan Mangkujenang tersebut bisa teratasi dengan perbaikan-perbaikan infrastruktur dari Pemprov Kaltim.
"Kami tetap berupaya mengusulkan dan mendesak adanya perbaikan, tapi untuk sementara ini yang dapat kami lakukan adalah penanggulangan sementara yakni pembersihan seperti halnya yang dilakukan warga-warga itu," pungkasnya. (oke/nin)
