Nunukan Dijanjikan 2 Mesin PCR

- Kamis, 1 April 2021 | 21:11 WIB
Doni Monardo
Doni Monardo

NUNUKAN – Untuk penanganan Covid-19 di Nunukan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Covid-19 RI Letjend Doni Monardo, menjanjikan 2 unit mesin PCR (Polymerase Chain Reaction). 

Hal tersebut disampaikan Doni Monardo saat berkunjung ke Kabupaten Nunukan, Selasa (30/3) malam. “Bupati tolong segera siapkan suratnya. Itu akan menjadi dasar kami BNPB memberikan bantuan dua mesin PCR,” ujarnya. 

Tidak hanya mesin PCR, Doni pun mengalokasikan bantuan 5.000 Pcs antigen, 50 ribu lembar masker kain dan 10 ribu lembar masker medis. Total bantuan yang diberikan untuk Kabupaten Nunukan di luar mesin PCR sebanyak Rp 717.230.000. 

Menurut Doni, Nunukan merupakan perbatasan RI–Malaysia memiliki persoalan yang butuh perhatian serius. Nunukan dikenal dengan jalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Deportasi TKI rutin dikirim Malaysia melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Ia menegaskan, segala permasalahan terkait dengan Covid – 19 maupun TKI harus secepatnya diurus. 

“Saya berharap segala sesuatu yang mendukung operasional PCR harus dipersiapkan dan dikomunikasikan. Ini menyangkut keselamatan WNI, pemerintah dan kita semua berkewajiban mencarikan solusinya,” ungkap Doni. 

Kabupaten Nunukan belum memiliki mesin PCR. Sehingga butuh waktu lama untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium. Sementara itu, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan Aris Suyono menjelaskan, testing di Nunukan menemui kendala akibat tidak adanya fasilitas pemeriksaan PCR. Sample diagnose probable maupun suspek Covid-19 di Nunukan harus dikirim ke Kota Tarakan atau Surabaya. 

Hasil laboratorium baru diketahui paling cepat 3 hari dan paling lama seminggu. “Kita hanya punya satu fasilitas pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan kapasitas 5 sampel sekali running. Pengiriman sampel lebih dari 24 jam ke Surabaya, hasil keluar yang melebihi waktu 24 jam, dan rasio testing kurang dari 100 sampel dalam seminggu. Ini tidak sesuai standar,” jelasnya. 

Fakta ini belum dihadapkan pada rutinnya deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Masalah lain, mayoritas deportan tidak mengantongi surat keterangan negatif Covid-19 dari Malaysia. “Pak Doni sudah meminta orang Kemenlu menghubungi Konsulat RI di Malaysia. Agar para PMI dipulangkan dengan membawa hasil test negatif Covid-19,” kata Aris. 

Bahkan, Satgas Covid-19 Nunukan tidak bisa massif melakukan tracing kontak erat akibat kekurangan antigen. Tracing hanya terfokus untuk klaster keluarga. Padahal sejumlah komunitas sentinel seperti Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun asrama perusahaan, rawan penularan wabah Covid-19. 

“Saat ini bantuan antigen sudah dikirim. Kita akan mulai massif melakukan tracing. Akan banyak yang kita minta untuk isolasi mandiri. Semoga penularan covid-19 di Nunukan segera berhenti,” harap Aris. (*/lik/*/viq/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X