Kabut Pekat, Penerbangan Kacau

- Rabu, 11 September 2019 | 09:43 WIB

BANJARBARU - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan semakin hari tambah pekat. Dampaknya, sejumlah penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, Selasa (10/9) kemarin mengalami keterlambatan (delayed).

Dari informasi yang diterima Radar Banjarmasin, ada tujuh penerbangan yang mengalami keterlambatan lantaran jarak pandang tidak aman. "Rata-rata jadwal mundur satu jam lebih," kata Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsuddin Noor Aditya Putra Patria.

Dia mengungkapkan, tujuh penerbangan tersebut tiga diantaranya merupakan Maskapai Lion Air jurusan Surabaya, Jakarta dan Yogyakarta. Lalu, dua penerbangan Wings Air tujuan Batulicin dan Balikpapan. Serta, Garuda Indonesia ke Jakarta dan NAM Air jurusan Surabaya.

"Selain berdampak ke tujuh jadwal keberangkatan. Kabut juga mengakibatkan satu pesawat dari Surabaya harus holding dulu menunggu kabut menipis, baru bisa mendarat," ungkapnya.

Secara umum, kabut asap kemarin mengganggu penerbangan karena membuat jarak pandang di runway Bandara Syamsuddin Noor hanya berkisar 200 hingga 400 meter. "Maskapai tidak berani mengambil risiko untuk terbang dengan jarak pandang yang tidak aman," ujarnya.

Penerbangan baru kembali normal saat jarak pandang di landasan pacu mencapai 500 hingga 600 meter, sekitar pukul 07.30 Wita.

Walaupun beberapa penerbangan sempat mengalami penundaan, Adit memastikan tidak ada penumpukan penumpang di ruang tunggu bandara. Hal itu dikarenakan penerbangan yang delay kebanyakan penerbangan pertama pada pagi hari.

Area Manager Lion Air Banjarmasin Agung Purnama membenarkan jika ada tiga jadwal penerbangan mereka yang mengalami keterlambatan lantaran kabut asap. "Iya benar Mas, ada tiga yang delay. Tapi, setelah jarak pandang aman semuanya bisa berangkat," paparnya.

Dibeberkannya, delay dilakukan saat kabut asap pekat dikarenakan pihak maskapai selalu memastikan bahwa jarak pandang harus aman setiap kali penerbangan. "Kami tidak berani mengambil risiko untuk terbang, kalau jarak pandang tidak aman," bebernya.

Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin Noor menjelaskan, semakin pekatnya kabut asap di bandara disebabkan oleh adanya sejumlah titik lahan gambut yang terbakar di Banjarbaru, Senin (9/9) tadi. Yakni, di Guntung Damar, sekitaran Trikora dan Liang Anggang.

"Sejumlah titik api itu sulit dipadamkan. Karena satgas udara kita sudah habis jam terbangnya, sementara satgas darat sudah kehabisan air. Karena api berada di daerah kering," jelasnya.

Dia menyampaikan, agar kehabisan air tak terulang ke depannya mereka akan membuat kolam berupa karet untuk transit air. "Dengan banyaknya persediaan air, kita bisa melakukan penyiraman. Sehingga, asap bisa kita redam," pungkasnya.

Serbuan kabut asap yang kian meningkat, membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Kanwil Kemenag Provinsi Kalsel menyerukan kepada umat Islam untuk segera menggelar salat hajat berjamaah dan doa bersama di setiap Masjid, Langgar dan Mushalla.

Bahkan Kanwil Kemenag Kalsel berencana melakukan Salat Istigasah pada Sabtu (14/9) pagi mendatang di Halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin. “Diadakan pula doa bersama di hari tersebut,” beber Kepala Kemenag Kalsel, Noor Fahmi kemarin.

MUI bersama Kanwil Kemenag Kalsel meminta agar warga Kalsel khususnya umat Islam dalam menyikapi fenomena alam berupa karhutla dan serbuan kabut asap akhir-akhir ini untuk terus berdoa agar selalu diberi keselamatan dari bahaya kebakaran serta kabut asap.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X