Kurangi Ambil Kayu, Pengelolaan Hutan Lestari Menghasilkan Ekonomi Bagi Pemuar Madu

- Kamis, 24 Juni 2021 | 11:32 WIB
PENOPANG EKONOMI: Madu potensi alam hutan bukan kayu menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat yang menjadikan hutan sebagai tempat mata pencariannya. Istimewa
PENOPANG EKONOMI: Madu potensi alam hutan bukan kayu menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat yang menjadikan hutan sebagai tempat mata pencariannya. Istimewa

Pengelolaan hutan lestari merupakan salah satu tujuan pembangunan hijau. Namun perlu juga dipikirkan bagaimana masyarakat sekitar hutan dapat manfaat dari hutan yang dijaga tidak hanya manfaat lingkungan, tetapi juga ekonomi.

Mirza Ahmad Muin, Pontianak

Sudah dua tahun ke belakang, Pesona Kalbar Hijau (PKH) terus mendorong dari sisi pemanfaatan ekonomi sekitar hutan secara lestari dan berkelanjutan. Dorongan tersebut dengan menciptakan pelaku usaha berbasis Sumber Daya Alam bukan kayu yang sampai kini pun terus dilakukan. Salah satunya melalui potensi madu mangrove dan madu kelulut. 

CEO Founder Pesona Kalbar Hijau (PKH) Kalimantan Barat, Dede Purwansyah menuturkan dalam upaya menciptakan pelaku usaha berbasis SDA bukan tak banyak tantangannya. Namun jika dilihat dari belanja produk hasil hutan mangrove yang dikembalikan dalam bentuk komitmen pelaku usaha di lapangan hasilnya cukup baik.

Dari data PKH 2020 penjualan madu mangrove dan kelulut PKH mencapai 5,6 ton. Produksi madu di hutan mangrove Kabupaten Kubu Raya mencapai 10 ton pertahun. Ia melihat potensi produksi madu sebagai produk hutan bukan kayu di sana cukup banyak. Dari 15 orang pemuar madu, bisa menghasilkan Rp 169 juta perbulan. “Ini baru dari madu,” ujarnya seperti diberitakan pontianakpost.co.id.

Agar hasilnya berkelanjutan dan pasokan produksi bisa mencapai ke para konsumen, perlu kiranya menciptakan rantai pasok yang jelas. Caranya dengan komitmen sustainbble product untuk menjaga keberlanjutan stock bahan baku dan menerapkan sistem pengawasan internal serta penyegaran penguatan kelembagaan serta peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha.

Dalam upaya itu, melalui komoditas pemuar madu. PKH terus menggandeng Akademisi dan Asosiasi Pelebahan Indonesia Daerah Kalbar untuk memberikan penyegaran di lapangan. Modalitas dari hasil usaha ini dilakukan untuk mendukung dan pendampingan kelompok usaha perhutanan sosial Pemuar di Desa Nipah Panjang. “Inisiatif ini sudah dilakukan sejak berdirinya PKH,” ujarnya.

Agar ini berkelanjutan suport modal atau adanya kerjasama dengan para pihak untuk membantu petani madu sangat diharap. Ke depan selain berupaya menggandeng pihak swasta ia juga akan mendorong pemerintah agar mendukung mulai dari tingkat petani. “Jika kami sendiri tentu akan kewalahan. Apalagi saat ini kami tidak menggunakan dana hibah tapi benar-benar dari hasil usaha kami dan dikembalikan untuk peningkatan kapasitas kelompok,” tandasnya.(**)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Polres Landak Fokus Pencegahan Aktivitas PETI

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB

Erlina Optimis Mempawah Semakin Maju

Senin, 22 April 2024 | 09:15 WIB

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X