Bangkai Kapal Perang Belanda yang Tenggelam Tahun 1859 Itu Muncul Lagi

- Selasa, 24 September 2019 | 10:59 WIB

MUARA TEWEH-Bangkai Kapal Perang Belanda Onrust yang tenggelam tahun 1859, timbul di Sungai Barito, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Batara). Kerangka kapal bersejarah saksi sejarah perjuangan melawan penjajah ini dapat disaksikan warga, lantaran Sungai Barito surut, Senin (23/9).

Kemunculan Kapal Onrust ini hanya dapat disaksikan lima tahun sekali. Terakhir tahun 2014, 2009, 1959 dan sekarang 2019. Kondisi Kapal Onrust ketika muncul kemarin sangat memprihatinkan. Badan kapal sudah tidak utuh lantaran arus sungai dan tertimbun pasir.

Yang tampak hanyalah delapan lambung mesin, bagian belakang, samping tengah dan bagian depan kapal. Itu pun besi kapal sudah berkarat. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Batara H Arbaidi bersama Sekdis Annisa Cahyawati, Kabid Junaidi dan Kasi Abdi mendatangi lokasi bangkai kapal.

 

“Tidak setiap tahun kita menyaksikan timbulnya Kapal Onrust. Bisa lima tahun sekali, walaupun kemarau setiap tahun tidak bisa kita menemukan bangkai Onrust. Besok (hari ini, Red) kami sudah membuat surat ke pimpinan yakni bapak bupati, bahkan mengundang menyaksikan Kapal Onrust,” papar Arbaidi di lokasi bangkai kapal.

Sebagai bentuk kepedulian, Disbudparpora Batara akan mengkaji dan menelaah agar bisa dijadikan ikon ke depannya. “Kita mencoba bagaimana ke depannya Kapal Onrust dibagi lalu diangkat,” cetusnya.

Sebab, imbuh dia, kapal tersebut menyimpan sejarah. Sudah beberapa kali keinginan pemerintah daerah mengangkat ke daratan, tapi terbentur dengan anggaran atau dana. Arbaidi mengutarakan, cukup berat mengangkat Kapal Onrust ke daratan dan anggarannya terlalu besar.

“Kita akan mencoba, apakah bisa melobi ke pusat menggunakan APBN. Karena ini perlu dilestarikan agar anak cucu kita agar tahu tentang sejahah perperangan Barito,” ulasnya.

Ke depannya, Pemkab Batara menginginkan membuat semacam replika dari sejarah perang Barito. Ditambahkan Sekdis Annisa Cahyawati, keberadaan bangkai kapal merupakan bukti sejarah perjuangan di Bumi Iya Mulik Bengkan Turan. Dia mengharapkan bukti sejarah tersebut dapat dilestarikan, sehingga tidak musnah. “Kapal Onrust ini akan menjadi prioritas kami, karena suatu kebanggaan bagi daerah,” ucapnya.

Informasi yang dihimpun, kapal uap buatan Belanda itu memiliki panjang 24 meter, dan lebar empat meter dengan lunas kapal di dalam air 1,15 meter. Kemudian daya mesin uap 70 tenaga kuda. Kapal tersebut dibuat 15 September 1845 di pabrik Feyenoord untuk mariner angkatan laut Belanda. Kapal modern ini membawa 10 perwira di antara Letnan Laut Van der Velde, Letnan Banger C, Letnan I Laut Van Perstel dan Letnan II Laut Frederick Hendrik Van der kop yang semuanya tewas dibunuh pejuang dipimpin Tumenggung Surapati bersama para pejuang lainnya.

Selain 10 perwira, juga membawa 40 marinir dan 43 anak buah kapal. Dilengkapi meriam dan senapan mesin. Onrust tenggelam 26 Desember 1859, peristiwa itu diperingati Belanda dengan menyatakan 1 Januari 1860 sebagai Hari Berkabung Nasional. (cah/ami)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X