Ambil Kebijakan Tegas, Gubernur Minta Bupati dan Wali Kota se-Kalbar Tak Usah Tersinggung

- Rabu, 17 Maret 2021 | 11:27 WIB
VAKSIN LANSIA: Petugas medis menyuntikkan vaksin covid-19 kepada warga lanjut usia di Yayasan Halim, Jalan Gajah Mada, Selasa (16/3). HARYADI/PONTIANAKPOST
VAKSIN LANSIA: Petugas medis menyuntikkan vaksin covid-19 kepada warga lanjut usia di Yayasan Halim, Jalan Gajah Mada, Selasa (16/3). HARYADI/PONTIANAKPOST

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji berharap, kepala daerah baik bupati maupun wali kota se-Kalbar memaklumi kebijakan gubernur yang harus tegas dalam penanggulangan Covid-19. Seperti salah satunya mengimbau masyarakat untuk tidak berkunjung dulu ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi.

“Saya hanya menyampaikan apa adanya, melarang orang untuk berkunjung ke suatu tempat bukan berarti kita melakukan diskriminasi atau tidak adil, karena SOP-nya harus seperti itu,” katanya kepada awak media, Selasa (16/3).

Daerah yang kasus Covid-19 tinggi dan berpotensi menjadi pusat penularan yang tinggi, menurutnya, harus disampaikan kepada masyarakat luas. Ketika itu disampaikan, menurutnya bukan berarti ia tidak suka dengan daerah tersebut. “Kan hampir semua daerah sudah saya sebut, Sekadau pernah, Kayong Utara pernah, Ketapang pernah, Bengkayang, Sambas, jadi kami sesuai fakta,” tegasnya dilansir pontianakpost.co.id.

Jadi semisal saat ini ia mengatakan bahwa masyarakat jangan dulu bepergian ke Mempawah, Landak, dan Pontianak, itu karena memang sedang terjadi peningkatan kasus di daerah tersebut. Dari perkembangan zona risiko kenaikan kasus, daerah-daerah itu sudah berubah ke zona orange atau tingkat penularan sedang.

“Nah Bupati Landak benar, karena beliau waktu awal-awal ketat, orang mau masuk Landak saja harus disortir, itu yang dilakukan, penanganan Covid-19 harus tetap tegas, pahit sampaikan pahit,” katanya.

Saat ini Satgas Covid-19 Kalbar dikatakan berupaya untuk menghindari orang yang terjangkit dan fatal. Karena memang berbicara tentang penularan virus, untuk bisa mencegah hingga nol kasus dinilai sulit. 

“Jika bakteri masih mungkin (nol kasus) tapi kalau virus sulit. Karena bisa berada di mana-mana. Tidak kelihatan dan spesifikasi atau ciri orang yang terkena kadang susah diketahui, makanya ada OTG,” terangnya.

Dalam penanganannya, lanjut Midji berbagai aspek harus dihitung. Warga yang tejangkit atau positif Covid-19 harus dipilah mana yang boleh isolasi mandiri, mana yang harus isolasi di fasilitas milik pemerintah dan mana yang harus berada di rumah sakit (RS). “Tidak semua yang positif di RS dan tidak semua hanya cukup isolasi mandiri,” pungkasnya.(bar)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Balap Liar Mulai Resahkan Warga Sukadana

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB

Pj Gubernur Kalbar Sidak Pegawai Usai Libur Lebaran

Selasa, 16 April 2024 | 09:12 WIB

Warga Ngabang Keluhkan Tarif PDAM Naik Drastis

Senin, 15 April 2024 | 14:30 WIB

Polres Sintang Cegah Praktik Kecurangan di SPBU

Selasa, 9 April 2024 | 09:27 WIB

Ismail Jadi Pj Bupati Mempawah, Gantikan Herlina

Minggu, 7 April 2024 | 11:15 WIB
X