Realisasi KUR Capai Rp 143 Triliun

- Rabu, 28 Juli 2021 | 11:32 WIB
ilustrasi
ilustrasi

SAMARINDA – Pemerintah mencatat realisasi serapan kredit usaha rakyat (KUR) per 25 Juli 2021 mencapai Rp 143,14 triliun atau sekitar 56,58 persen dari pagu Rp 253 triliun. Realisasi tersebut sudah mendekati penyaluran KUR normal sebelum pandemi. Hal ini didukung rendahnya suku bunga KUR, yakni 3 persen dan ekonomi yang sudah mulai pulih.

"KUR sudah diberikan kepada 3,87 juta debitur dan outstanding per Agustus itu Rp 283 triliun dan NPL (non-performing loan atau kredit bermasalah) sangat rendah 0,88 persen," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers daring, Senin (26/7).

Khusus di sektor pertanian, dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp 70 triliun, realisasi sudah mencapai Rp 42,7 triliun atau setara 61 persen dari target. Dia merinci secara klaster KUR, pangan telah menyerap sebesar Rp 26,8 triliun, hortikultura sebesar Rp 7,84 triliun, perkebunan sebesar Rp 20,3 triliun, dan peternakan senilai Rp 15,1 triliun.

Airlangga menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin penyaluran KUR diberikan per klaster komoditas, seperti jagung, beras, dan sebagainya. Orang nomor satu di Tanah Air ini juga ingin agar ekosistem pertanian didalami, tidak hanya dari segi pembiayaan tapi juga dari segi pembelian dan produksi guna mengembangkan sektor terkait.

Dalam mewujudkan hal itu, Airlangga menyebut sedang menyiapkan badan pengendali komoditas khusus seperti Bulog. "Untuk itu Bapak Presiden minta ada penugasan badan yang sejenis Bulog," imbuhnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan delapan klaster KUR, yakni padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan porang. Selain kedelapan klaster tersebut, ia menyebut klaster lain yang sedang difokuskan Kementan adalah klaster sarang burung walet.

Selain KUR, Syahrul menyebut penyaluran pembiayaan untuk alat pertanian seperti rice mill juga berjalan baik. Dari catatannya hingga saat ini pembiayaan untuk rice mill mencapai Rp 2,7 triliun untuk 6.190 unit. "Data KUR pertanian pemanfaatannya memang di data kami bahkan NPL-nya yang macet itu cuma 0,3 persen. Ini data mikro yang ada, mungkin kalau di jumlah mungkin akan berbeda," tuturnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltim Made Yoga Sudharma mengatakan, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Namun, ini tidak serta-merta membuat perbankan menurunkan bunga kredit. Sebab, perbankan membutuhkan waktu transmisi. Selain itu, penurunan suku bunga kredit bukan satu-satunya solusi untuk mendorong pertumbuhan kredit.

OJK mencatat kinerja intermediasi perbankan di wilayah Kaltim masih mengalami penurunan. Hal ini bersumber dari penyaluran pembiayaan yang tercatat kontraksi, meski risiko pembiayaan perbankan menunjukkan perbaikan di bawah ambang batas level threshold 5 persen. Pertumbuhan pembiayaan tercatat kontraksi sebesar 5,21 persen (yoy).

Capaian tersebut lebih dalam dari kontraksi pembiayaan di level nasional yang tercatat sebesar 4,13 persen (yoy). “Penurunan bunga kredit bukan satu satunya cara untuk mendongkrak kredit. Tapi yang diperlukan bagaimana mengembalikan konsumsi masyarakat. Selain itu, juga dibutuhkan efektivitas vaksin, karena akan menjadi game changer bagi percepatan pemulihan ekonomi,” jelasnya, Senin (26/7).

Pihaknya terus mendorong sektor jasa keuangan agar bisa menyalurkan pembiayaan, ke sektor yang memberikan dampak besar bagi penciptaan lapangan kerja dan perekonomian nasional. Belum meningkatkan kredit perbankan di Kaltim, di satu sisi karena penyaluran kredit dalam posisi wait and see terkait kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Sehingga wajar jika belum bisa meningkat signifikan.

Apalagi, sesuai data statistik nasional sekitar Rp 900-1.000 triliun kredit perbankan itu direstrukturisasi. Artinya ada pendapatan perbankan yang tertunda. Sehingga, kondisi ini yang membuat ekspansi kredit masih sulit. (ctr/ndu/k15)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X